Jika membandingkan ganda campuran Indonesia dengan Zheng/Huang, tampak pasangan Indonesia masih banyak yang kesulitan jika menghadapi mereka.
Nova Widianto selaku Kepala Pelatih Ganda Campuran PB PBSI menuturkan bahwa saat ini China memang memiliki ganda campuran kuat.
Dari gaya permainannya, ganda campuran China cukup menyulitkan pemain Indonesia. Inilah yang masih terus dievaluasi oleh Nova.
"Saya rasa tipe permainan China sulit diatasi oleh pemain Indonesia," ungkap Nova dikutip Sportfeat dari pers rilis PBSI.
"Pemain Indonesia terlihat bisa mengimbangi pasangan Jepang hingga Thailand, tetapi lawan China masih agak kesulitan karena pola permainan mereka cepat dan konsisten," ucap Nova.
Baca Juga: Undian Hylo Open 2022 - Tunggal Putra Indonesia Full Squad tapi Drawing Merugikan Menanti
Dalam 2,5 tahun terakhir, belum ada lagi ganda campuran Indonesia yang performanya terlihat melejit atau membahayakan persaingan 10 besar dunia.
Hiatusnya Praveen/Melati akibat Praveen masih pemulihan cedera, menambah pilu hasil-hasil laga ganda campuran Indonesia di turnamen BWF level bergengsi.
Sedangkan racikan anyar PB Djarum, Dejan Ferdinasyah/Gloria masih berupaya mencari poin dan turun di turnamen kelas menengah demi bisa menembus peringkat 32 besar dunia.
Untuk tiga pasangan pelatnas PBSI, Rinov/Pitha, Rehan/Lisa dan Zacha/Bela, Nova memiliki harapa tersendiri. Terutama mengingat usai mereka masih muda, rata-rata masih 22-23 tahun.
Nova berharap ketiga pasang anak didiknya lebih percaya diri tampil menghadapi lawan siapapun, terlepas dari status peringkat di atas kertas.
"Evaluasi untuk ketiga pasangan ganda campuran Indonesia mungkin harus lebih yakin melawan pasangan yang peringkatnya di atas lima besar," tutur Nova.
"Saya merasa jika berhadapan dengan para pemain di atas rangking lima besar, mereka masih belum yakin. Padahal mereka sebenarnya bisa menghadapinya," tegas Nova.