"Ada kebutuhan untuk mengejar bagian aerodinamis," kata Bradl dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Ducati menunjukkan keberanian karena mereka terus-menerus membawa perubahan pada perangkat dan aerodinamika. (Tapi Honda tidak).
"Honda juga tidak pernah menjadi yang terdepan dalam eksperiman seperti yang dilakukan Ducati dalam beberapa tahun terakhir," tandasnya.
"Sekarang malah akibatnya Yamaha pun ikut tertinggal," katanya menyinggung pabrikan Iwata itu.
Baca Juga: Andrea Dovizioso pun Heran Mengapa Performa Yamaha Turun Sedrastis Itu
Bradl menilai saat ini pabrikan-pabrikan Jepang sedang dalam masa ujian berat, bahkan ada di titik terendah.
Apalagi setelah Suzuki juga hengkang dari MotoGP mulai musim 2023.
"Pabrikan Jepang sekarang jatuh di kaki mereka."
"Saya perhatikan, Honda sangat kurang berani untuk berekseperimen," ucapnya lagi.
Sementara itu, raihan podium Honda yang didapat dari Marc Marquez sebelumnya tidak lepas dari kenekatan Marquez mengambil risiko tinggi.
Namun Bradl sangat paham, Marquez tentu tidak bisa mengambil risiko besar terus-terusan seperti itu dengan motor lemah mereka.
Maka dari itu Bradl tidak heran jika Marquez sekarang menuntun perbaikan besar pada Honda.
"Marc tidak bisa menggunakan kekuatannya pada motor saat ini seperti dulu. Dia harus pergi bekerja dengan terlalu banyak risiko," ucap Bradl.
"Dia menyadari bahwa dia tidak akan pernah bisa mempertahankan risiko setinggi itu dalam jangka panjang."
"Dia harus mengurangi risiko dan lebih mengandalkan motor. Tapi hasilnya semua pembalap Honda sudah jatuh berkali-kali dan hasil tahun 2022 sangat buruk."
"Marc bukan satu-satunya yang mengkritik, Alex Marquez, Nakagami sampai Pol semua juga mengeluh."
"Namun Marc yang paling nekat dan berhasil di posisi terkuat dari mereka, itu sebabnya sekarang dia menuntut perbaikan," kata Bradl.