Find Us On Social Media :

Yamaha Sangat Berharap Tak Akan Ditinggalkan Fabio Quartararo

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, dihibur oleh kepala krunya, Diego Gubellini, setelah balapan MotoGP Valencia yang digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, 6 November 2022.

SportFEAT.com - Yamaha sangat berharap tidak akan ditinggalkan oleh Fabio Quartararo, tim berlogo garpu tala itu ingin kerja sama lebih lama.

Fabio Quartararo menjadi pembalap yang sangat diidamkan oleh hampir setiap tim di MotoGP.

Namun Monster Energy Yamaha akan berusaha kuat menahan Fabio Quartararo agar bertahan di tim mereka.

Tim pabrikan Iwata itu tak ingin ditinggalkan Fabio Quartararo mengingat pembalap asal Prancis tersebut memiliki bakat yang istimewa.

Baca Juga: Firasat Manajer Tim Yamaha, Fabio Quartararo Punya Bakat Besar yang Masih Terpendam Seperti Rossi, Stoner dan Marc Marquez

Manajer Tim Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis sangat berharap Quartararo bisa betah lama di tim mereka.

"Saya berharap dia akan tetap bersama Yamaha selama bertahun-tahun ke depan," kata Lin Jarvis dikutip Sportfeat dari Crash.net.

"Dan saya yakin dia memiliki potensi untuk menjadi juara dunia berkali-kali," tandasnya.

Fabio Quartararo baru mencicipi empat musim di MotoGP sejak 2019 lalu.

Usianya juga masih sangat muda, 23 tahun. Untuk itu, peluang Fabio Quartararo pindah tim selain Yamaha pun sangat terbuka.

Namun saat ini Yamaha menilai bahwa merekalah tempat yang paling nyaman dihuni Quartararo.

Apalagi setelah musim yang bagai roaller coaster dijalani Fabio Quartararo bersama Yamaha pada 2020 dan 2021 lalu.

Situasinya saat itu hampir sama, Fabio Quartararo kuat di awal musim dan memimpin klasemen, namun kemudian perlahan menurun mengalami floop hingga gagal jadi juara dunia di dua musim itu.

Baca Juga: Aleix Espargaro Tinggalkan KYT, Inilah Daftar Pembalap yang Ganti Helm di MotoGP 2023

Lin Jarvis yakin, di MotoGP 2023, pembalap berjulukan El Diablo itu juga akan mampu kembali bangkit lebih kuat.

"Kami benar-benar melihat langkah besar darinya, yang sejak akhir 2020 sebelum dia jadi juara dunia (2021). Di jeda musim dingin itu dia benar-benar membuat perubahan mental dalam pendekatannya terhadap balapan."

"Dia menjadi orang yang lebih tenang dan rasional. Sedikit marah dan frustrasi tentu normal, dia masih memiliki itu. Karena pembalap mana pun pasti punya kemarahan dan frustrasi demikian jika performa tak sesuai harapan. Tapi kemudian dia bisa mengendalikannya," kata Jarvis.