SPORTFEAT - Jadwal akhir pekan balapan MotoGP mendapatkan perubahan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Bisa dibilang perubahan ini cukup signifikan untuk mempengaruhi pertarungan di sirkuit.
Perubahan itu adalah hadirnya Sprint Race dan berkurangnya latihan bebas untuk musim MotoGP 2023.
Kehadiran Sprint Race membuat jumlah balapan melonjak drastis dari 20 kali balapan di MotoGP 2022 menjadi 42 kali balapan di MotoGP 2023.
Meski hanya setengah jarak, untuk setengah poin (12 poin untuk satu kemenangan), tentunya itu tetap akan membuat panas lintasan.
Artinya, jika ingin menjadi Juara Dunia di MotoGP 2023, pembalap tak hanya harus menang balapan utama di hari Minggu, tapi juga harus mengamankan Sprint Race di hari Sabtu.
Hadirnya Sprint Race seperti yang sudah diungkapkan di atas akan membuat latihan bebas berkurang dari empat sesi menjadi tiga sesi setiap akhir pekan.
Baca Juga: Hasil Thailand Masters 2023 - Pramudya/Yeremia Bekuk Wakil Tuan Rumah dengan Singkat
Waktu kualifikasi pun nantinya digeser menjadi Sabtu pagi.
Kualifikasi juga nantinya akan menjadi lebih penting karena akan menentukan posisi grid di Sprint Race dan balapan utama di hari Minggu.
Karena jadwal yang berubah plus ada penambahan Sprint Race, Juara Dunia MotoGP 2022, Francesco Bagnaia mengatakan bahwa tentunya ada perbedaan besar di MotoGP 2023.
Menurutnya, pembalap harus pintar beradaptasi dengan berbagai tantangan serta jadwal baru yang ada di MotoGP 2023.
“Saya piker Sprint Race bisa membuat perbedaan besar selama balapan akhir pekan. Kita harus pintar beradaptasi karena itu sesuatu yang berbeda.” Ucap Bagnaia.
“Setelah Sprint Race pertama mungkin saya akan lebih paham bagaimana menyesuaikan diri dengan jadwal baru,” lanjutnya.
Enea Bastianini Mengakui Sprint Race Sangat Susah
Salah satu hal yang bikin Sprint Race bakal susah adalah karena balapan ini singkat sehingga membuat pembalap yang jelek di kualifikasi atau punya kebiasaan telat comeback kesulitan.
Rekan setim Bagnaia yang baru Enea Bastianini termasuk dalam grup itu, dengan empat kemenangan balapan musim lalu diraih setelah memimpin pada lap 18 dari 22 (Qatar), 16 dari 20 (COTA), 21 dari 27 (Le Mans), dan 23 dari 23 (Aragon).
Pembalap asal Italia itu mulai mencari cara supaya kebiasaan telat comeback-nya ini tidak terjadi di Sprint Race.
Salah satu caranya adalah memilih konfigurasi ban berbeda misalnya memilih ban dengan konfigurasi soft.
Baca Juga: Sejarah Turnamen Thailand Masters, Siapa yang Dominan?
“Saat Sprint Race, kami dapat menggunakan ban yang berbeda dibandingkan dengan hari Minggu. “Gaya saya adalah menghemat ban di awal dan setelah itu saya bisa mendorong lebih banyak kemampuan motor saya,” ucapnya.
“Saya harus menutup celah ini karena dengan setting motor saya yang seperti biasa, saya akan kena masalah. Saya akan sedikit mengubah konfigurasi motor dan gaya berkendara saya,” ujarnya.
Sprint Race Bakal Membuat Kejuaraan Makin Seru
Pembalap WSBK yang sebelumnya pernah balapan di MotoGP, Alvaro Bautista juga memberikan komentar soal Sprint Race.
“Yang pasti itu akan mengubah kejuaraan karena mereka menggandakan jumlah balapan. Ini kesempatan bagi para pembalap yang berjuang dalam balapan panjang dengan konsumsi ban, ditambah kelelahan fisik atau mental. Ini adalah kesempatan untuk pengendara seperti itu.” Ucap Bautista.
“Itu akan membutuhkan pendekatan yang berbeda karena kamu harus tampil ganas sejak awal tanpa mempedulikan ban. “Dalam kasus saya, itu tidak mudah karena saya sedikit kesulitan untuk memberi bobot pada ban dan menaikkan suhunya di beberapa lap pertama,” lanjutnya.
“Ketika kehilangan beberapa putaran di awal, maka itu akan susah. Banyak pembalap yang akan mengalami masalah ini. Mereka semua harus memahami cara mendekati atau mengelola balapan semacam ini.” Pungkasnya.
Nantinya Sprint Race MotoGP pertama bakal digelar pada Sabtu (25/3/2023) di Portimao sebagai balapan pembuka MotoGP 2023.