Artinya, laga babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2019 sore nanti bakal menjadi duel pertama yang tersaji di luar Benua Kuning.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2019 - Sosok Penakluk Marcus/Kevin Rupanya Gemar Persulit Pasangan Indonesia
Pertemuan antara Gregoria dengan Intanon di Kejuaraan Dunia 2019, yang notabene terlaksana di Eropa, kali ini tentu menghadirkan teka-teki tersendiri.
Selain faktor kondisi lapangan, riwayat bermain kedua tunggal putri tersebut di Benua Biru juga menarik perhatian.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir misalnya. Gregoria lebih hoki ketimbang Intanon kala mengikuti tur Eropa, khususnya saat mengikuti turnamen kategori BWF World Tour yang sama.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2019 - 11 Unggulan Tersingkir, 9 di Antaranya Keok di Laga Perdana
Pada 2018, Gregoria pernah mencapai babak semifinal Denmark Open dan perempat final French Open.
Sementara itu, Intanon juga berhasil mencapai perempat final French Open 2018, tetapi harus terpeleset pada babak kedua Denmark Open 2018.
Bahkan pada babak pertama All England Open 2018, Ratchanok Intanon langsung disingkirkan Michelle Li (Kanada).
Sementara pada ajang yang sama, Gregoria Mariska Tunjung tak dapat berpartisipasi lantaran peringkatnya pada saat itu belum mencukupi persyaratan.
Adapun pada All England Open 2019, baik Gregoria maupun Intanon bernasib sama karena harus sama-sama langsung angkat kaki di babak pertama.
Gregoria tersingkir setelah kalah dari Nozomi Okuhara (Jepang), sedangkan Ratchanok Intanon juga langsung gugur pasca-menelan kekalahan dari Chen Xiao Xin (China).
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2019 - Anthony Prediksi Pertemuan Kontra Wakil India Bakal Alot
Dari beberapa fakta tersebut, tak salah jika para penggemar bulu tangkis Tanah Air bakal menanti-nanti laga antara Gregoria melawan Intanon kali ini.
Apalagi jika berhasil lolos menuju perempat final Kejuaraan Dunia 2019, Gregoria Mariska Tunjung tak cuma membukukan kemenangan pertamanya atas Ratchanok Intanon.
Tetapi juga berpeluang mengulang kesuksesan eks tunggal putri Indonesia, Lindaweni Fanetri, yang pada Kejuaraan Dunia 2015 berhasil menyabet medali perunggu.
Source | : | BWF Tournament Software |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Doddy Wiratama |