SportFEAT.COM - Polemik audisi umum PB Djarum dengan KPAI memunculkan rasa khawatir dari beberapa pihak klub bulu tangkis lain.
Keputusan PB Djarum untuk menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis pada 2020 semakin menjadi perhatian serius di Tanah Air.
Beberapa pihak klub atau PB (Persatuan Bulu tangkis -red) di Indonesia juga menyayangkan hal tersebut.
Dengan berhentinya audisi umum PB Djarum pada tahun depan, pembinaan atlet di kubu PB Djarum sendiri dikhawatirkan bakal terganggu.
Terlebih, PB Djarum merupakan salah satu klub terbesar dan memiliki fasilitas komplit dalam memenuhi kebutuhan pembinaan atlet bulu tangkis.
Seperti dilansir SportFEAT.com dari laman Kompas, PB Djarum disebut sebagai satu-satunya pusdiklat (pusat pendidikan dan latihan) bulu tangkis di Jawa Tengah yang tak hanya menerima atlet usia dini dan junior, tapi juga usia senior.
Sehingga, bisa dibilang bahwa PB Djarum menjadi salah satu jembatan menuju pelatnas bagi atlet binaan klub lain yang telah memasuki usia senior.
Baca Juga: Audisi PB Djarum Dihentikan, Susy Susanti: Bisa Putus Satu Generasi
Termasuk dari para atlet bulu tangkis besutan PB PMS. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PB PMS Solo, Sumartono Hadinoto.
Klub yang bermarkas di Jebres, Solo, tersebut sebelumnya juga pernah mengadakan pusdiklat.
Akan tetapi, penyelenggaraan acara tersebut pada akhirnya terpaksa ditutup lantaran masalah finansial.
Baca Juga: China Resmi Gaet 3 Eks Pelatih Korea Selatan Bertangan Dingin
Saat ini, PB PMS pun lebih memfokuskan untuk membina atlet usia dini yang ketika sudah memasuki usia junior atau senior akan disalurkan ke PB Djarum.
"Biaya pusdiklat senior itu tidak murah. Contohnya yang terasa adalah untuk pemakaian shuttlecock," tutur Sumartono.
"Kami menutup pusdiklat sekitar dua atau tiga tahun lalu dan fokus pada pembinaan atlet usia dini. Kami lalu menyalurkan atlet ke PB Djarum yang menjadi jembatan menuju pelatnas," imbuhnya.
Disebutkan Sumartono, PB Djarum memiliki peran vital dalam pembinaan atlet bulu tangkis di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
"Setahu saya di Indonesia hanya ada enam pusdiklat bulu tangkis, untuk Jawa Tengah kini hanya ada PB Djarum," ucapnya.
Tak cuma dari Jawa Tengah, salah satu klub yang membesut tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, PB Mutiara Cardinal Bandung, juga turut prihatin dengan berhentinya audisi umum PB Djarum.
"Kami prihatin sebagai sesama klub yang membina para pemain muda untuk dikontribusikan ke pelatnas, kami prihatin. Kami merasa prihatin dengan teman-teman di Djarum itu," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Mutiara Cardinal, Umar Djaidi.
Baca Juga: BWF Tak Pernah Permasalahkan Nama dan Logo Djarum Foundation
Umar menyebut bahwa ajang audisi merupakan salah satu dasar penting dalam pembinaan atlet bulu tangkis.
"Prestasi itu output. Semua tergantung input dan proses. Sehebat apapun proses, jika inputnya tidak bagus, hasilnya pun tidak akan bagus,"
"Input di sini itu maksudnya perekrutan, kemudian plus proses, pasti akan jadi prestasi kan. Nah, dengan Djarum menghentikan audisi, kalau betul itu terjadi, kami prihatin. Terasanya nanti, bukan sekarang," ucap Umar.
Baca Juga: Marc Marquez Miliki Satu Kemampuan Langka Menurut Legenda MotoGP
PB Djarum sendiri masih belum memastikan periode vakumnya audisi umum beasiswa bulu tangkis tersebut.
Namun yang jelas, pihaknya tak akan menyerah untuk terus mencari bibit-bibit atlet bulu tangkis potensial.
Salah satu cara yang kemungkinan ditempuh PB Djarum untuk menemukan bakat pemain pada tahun depan adalah dengan cara konvensional.
Yaitu mendatangi setiap turnamen di daerah-daerah dan menawarkan kesepakatan kepada atlet yang dinilai berpotensi.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |