SportFEAT.COM - Menjelang Kejuaraan Dunia Junior 2019, satu fakta baru terungkap di mana tim ganda putri junior Indonesia rupanya pernah mendapatkan hukuman.
Perwakilan tim bulu tangkis junior Indonesia telah tiba di Kazan, Rusia, sejak Kamis (26/9/2019) lalu untuk mengikuti ajang Kejuaraan Dunia Junior 2019.
Kejuaraan Dunia Junior 2019 sendiri rencananya bakal dimulai hari ini, Senin (30/9/2019) hingga 13 Oktober mendatang yang mempertandingkan turnamen beregu dan individual.
Di sela-sela persiapan Indonesia menjalani laga pembuka di turnamen beregu (Piala Suhandinata -red), pelatih ganda putri junior Tanah Air, Rudy Gunawan Haditono, pun membawa kenangan 'pahit' tim Indonesia dia ajang beregu sebelumnya.
Ajang beregu yang di maksud adalah Kejuaraan Asia Junior 2019, Juli lalu.
Pada turnamen tersebut, Indonesia berhasil tampil hingga laga puncak dan berhadapan dengan Thailand.
Kemenangan bagi skuad Merah Putih kala itu pun seolah sudah di depan mata, mengingat Indonesia sudah unggul 2-1 atas Thailand.
Akan tetapi, Nita Violina Marwah/Putri Syaikah yang turun di partai keempat dan ditargetkan mampu mencuri poin justru terpeleset.
Baca Juga: Targetkan Lolos World Tour Finals, Fajar/Rian Bakal 'Sibuk' di Akhir Tahun
Mereka kehilangan gim pertama lebih dulu. Meski berhasil memaksakan terjadinya rubber game, Nita/Putri masih belum berhasil membendung ganda putri Thailand, Benyapa Aimsaard/Peeraya Khantaruangsakul, dan kian tertekan hingga akhirnya kalah 16-21, 21-16, 8-21.
Usai menyamakan kedudukan menjadi 2-2, Thailand langsung tancap gas di partai pamungkas lewat ganda campuran mereka.
Hingga akhirnya Indonesia harus puas keluar sebagai runner-up pada Kejuaraan Asia Junior 2019 itu, sekaligus kembali menahan diri untuk mencicipi trofi kemenangan pertama.
"Pasti ada pembicaraan soal ini dengan Putri/Nita. Sudah unggul tapi tidak bisa game, ini adalah pengalaman nggak enak, dijadikan pelajaran. Memang nggak bisa dipungkiri bebannya, harus menang," ucap Rudy, dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Baca Juga: Punya Gelar Juara Bejibun, Kento Momota Justru Tak Pernah Menghitungnya
"Sedangkan pasangan Thailand enjoy banget, mereka pemain tunggal pula, tidak ada beban sama sekali. Ini jadi pengalaman buat Putri/Nita, mudah-mudahan nggak kejadian lagi," imbuhnya.
Akibat kekalahan tersebut, Putri/Nita beserta skuad ganda putri junior mendapatkan hukuman.
Hukuman mereka berupa tambahan lari mengelilingi jogging track sebanyak 30 putaran seusai mengikuti latihan teknik.
"Memang ada hukuman, mereka harus lari di jogging track, karena saya menilai fisik mereka juga masih kurang, mental belum kuat banget," kata Rudy.
"Tapi jadwalnya juga diatur, dua minggu pertama bisa 3-4 kali seminggu, dua minggu jelang pertandingan bisa jadi dua kali dan seminggu jelang pertandingan, hanya sekali dalam seminggu,"
""Jadi mental mereka juga terbentuk, orang lain sudah enak selesai latihan, sudah makan siang, tapi kita masih lari. Mereka harus sabar, harus habiskan program itu," tukasnya.
Baca Juga: Kalah di Korea Open 2019, Ratchanok Intanon Malah Minta Maaf ke Fajar Alfian
Di atas kertas, Putri/nita memang dijagokan di opentas junior dengan bertenger sebagai ganda putri nomor satu dunia dalam peringkat junior BWF.
Mengingat tahun ini bakal menjadi tahun terakhir mereka di kelas junior, Rudy pun berharap Vietnam IC 2019 itu mampu memetik hasil manis pada Kejuaraan Dunia Junior 2019 kali ini.
"Saya bilang ke mereka, kapan lagi? Tahun ini terakhir di junior, kans jadi juara itu besar, tapi jangan jadikan beban, jadi motivasi, jangan jadikan beban," kata Rudy.
"Saya nggak pernah bilang harus juara, tapi main fight dulu, penampilan bagus, hasilnya akan bagus," pungkasnya.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |