"(Yang kedua) adalah perubahan kecepatan yang dimilikinya, dan ketiga ialah bakat nya," kata dia lagi.
"Serangan dari Momota sebenarnya bukan senjata utama dia, tapi saya pikir dia tetaplah pemain yang sempurna," ucap Lee lagi.
Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa Kento Momota memang kerap 'menghabisi' lawannya dengan menguras stamina sang lawan.
Terutama jika pertandingan harus berlangsung dalam pertarungan tiga gim.
Dari beberapa pertandingan rubber game yang dilakoni Momota, hampir sebagian besar Momota kalah pada gim pertama, tapi kemudian mampu tampil begitu trengginas pada gim ketiga.
Baca Juga: Sun Fei Xiang, Juara Dunia Junior yang Sempat 'Menghilang' Kini Telah Kembali
Kento Momota sendiri bakal melanjutkan destinasi turnamennya pada tur Eropa yakni Denmark Open 2019 dan French Open 2019.
Pada kedua turnamen BWF World Tour Super 750 itu, pemain 25 tahun itu bakal menyandang status unggulan pertama.
Khusus pada Denmark Open 2019 yang akan dihelat tak lama lagi, 15-20 Oktober mendatang, Momota juga akan berstatus juara bertahan.
Pada edisi Denmark Open 2018, Kento Momota sukses meraih gelar juara di sana setelah mengalahkan Chou Tien Chen (Taiwan) pada laga final dengan skor 22-20, 16-21, 21-15.
Baca Juga: Demi Selamatkan Karier, Aset Tunggal Putri Malaysia Bakal Jalani Operasi
Source | : | NST |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |