SportFEAT.COM - Ada tiga hal yang membuat Kento Momota semakin tampil tak terbendung dan menjadi salah satu pemain sempurna dalam peta persaingan tunggal putra dunia.
Dominasi Kento Momota sepanjang bergulirnya kompetisi BWF 2019 memang tidak terelakkan lagi.
Terbaru, Kento Momota merengkuh dua gelar juara beruntun pada China Open 2019 dan Korea Open 2019.
Total sudah ada delapan gelar juara yang dikantonginya dari sembilan final yang dijajakinya pada tahun ini.
Satu-satunya kekalahan Momota di laga puncak terjadi pada Indonesia Masters 2019, Januari lalu, saat dia kalah dari Anders Antonsen (Denmark).
Kegemilangan penampilan Kento Momota kian lengkap lantaran satu dari delapan gelar tersebut adalah titel Juara Dunia yang disandangnya tahun ini.
Pencapaian tersebut juga memastikan dirinya meraih gelar juara dunia secara back-to-back setelah tahun lalu dia juga berkalung medali emas pada Kejuaraan Dunia 2018.
Baca Juga: Wang Wenjiao, Bapak Bulu Tangkis China yang Terselamatkan oleh Makanan Indonesia
Dari data yang didapat SportFEAT.com, selama berkompetisi pada 2019, tunggal putra nomor satu dunia itu hanya pernah menelan lima kekalahan dari total 55 laga yang dilakoninya.
Pencapaian tersebut tentu terbilang fantastis.
Memiliki deretan catatan impresif pun membuat Momota kian tak terbendung dan seolah memiliki kelas tersendiri dalam peta persaingan tunggal putra dunia.
Keistimewaan Kento Momota pun menjadi sorotan bagi tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Zii Jia.
Menurut Lee, Momota memang memiliki suatu hal yang membuatnya berbeda dengan pemain lainnya.
Baca Juga: Siap Bersaing dengan Jonatan Christie, Lee Zii Jia Bidik Medali Emas SEA Games 2019
"Momota itu punya kelas tersendiri," ujar Lee, dikutip SportFEAT.com dari laman NST.
"Saya sudah berhadapan dengan beberapa pemain top 10 dunia dan berhasil mengalahkan mereka,"
"Tapi khusus Momota, saya masih belum bisa bahkan mendekatinya pun belum," imbuhnya.
Pemain 21 tahun itu juga menyebut adanya tiga hal yang membuat Kento Momota semakin istimewa.
"Yang paling pertama adalah staminanya. Pemain ini (Momota -red) mampu bermain reli yang amat panjang untuk 'menghabisi' lawannya," kata Lee.
"(Yang kedua) adalah perubahan kecepatan yang dimilikinya, dan ketiga ialah bakat nya," kata dia lagi.
"Serangan dari Momota sebenarnya bukan senjata utama dia, tapi saya pikir dia tetaplah pemain yang sempurna," ucap Lee lagi.
Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa Kento Momota memang kerap 'menghabisi' lawannya dengan menguras stamina sang lawan.
Terutama jika pertandingan harus berlangsung dalam pertarungan tiga gim.
Dari beberapa pertandingan rubber game yang dilakoni Momota, hampir sebagian besar Momota kalah pada gim pertama, tapi kemudian mampu tampil begitu trengginas pada gim ketiga.
Baca Juga: Sun Fei Xiang, Juara Dunia Junior yang Sempat 'Menghilang' Kini Telah Kembali
Kento Momota sendiri bakal melanjutkan destinasi turnamennya pada tur Eropa yakni Denmark Open 2019 dan French Open 2019.
Pada kedua turnamen BWF World Tour Super 750 itu, pemain 25 tahun itu bakal menyandang status unggulan pertama.
Khusus pada Denmark Open 2019 yang akan dihelat tak lama lagi, 15-20 Oktober mendatang, Momota juga akan berstatus juara bertahan.
Pada edisi Denmark Open 2018, Kento Momota sukses meraih gelar juara di sana setelah mengalahkan Chou Tien Chen (Taiwan) pada laga final dengan skor 22-20, 16-21, 21-15.
Baca Juga: Demi Selamatkan Karier, Aset Tunggal Putri Malaysia Bakal Jalani Operasi
Source | : | NST |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |