SportFEAT.COM - Danilo Petrucci tengah mengalami periode sulit bersama tim Mission Winnow Ducati dalam ajang MotoGP.
MotoGP 2019 menjadi musim perdana Danilo Petrucci memperkuat tim pabrikan Ducati tersebut.
Petrucci "naik kelas" setelah sebelumnya membalap untuk tim satelit Ducati, Pramac Racing, dalam empat musim beruntun (2015-2018).
Danilo Petrucci semula hanya mendapat kontrak satu tahun untuk memperkuat tim Mission Winnow Ducati selama 2019.
Posisi Petrux sebagai pendamping Andrea Dovizioso pun sempat terancam pada awal musim karena performanya yang tak stabil.
Apalagi Danilo Petrucci sempat kalah cemerlang dibanding Jack Miller yang notabene merupakan rekan setimnya kala masih memperkuat Pramac Racing pada musim 2018.
Kejadian tersebut lantas membuat manajemen Ducati berpikir untuk mengganti posisi Petrucci dengan Miller.
Baca Juga: Toto Wolff, Sosok Penting di Balik Kedigdayaan Mercedes di Ajang F1
Saat berada di bawah tekanan, Danilo Petrucci pun berhasil bangkit dengan menunjukkan performa gemilang.
Pembalap 28 tahun itu menunjukkannya dengan sukses finis di posisi podium dalam tiga seri MotoGP 2019 secara beruntun.
Bahkan Danilo Petrucci sukses membukukan kemenangan saat GP Italia 2019 berlangsung pada 2 Juni 2019.
Dari catatan SportFEAT.com, kemenangan Petrucci di Sirkuit Mugello saat itu menjadi yang pertama sepanjang kariernya berkiprah di ajang MotoGP.
Kemenangan bersejarah tersebut rupanya turut memengaruhi masa depan Danilo Petrucci bersama tim pabrikan Ducati.
Berjarak sebulan setelah kemenangan di Italia, Petrucci mendapat perpanjangan kontrak bersama Tim Mission Winnow Ducati hingga akhir musim 2020.
Kala masa depannya sudah terjamin, Danilo Petrucci justru mulai mengalami penurunan performa.
Bahkan Petrucci yang sebelumnya sempat menduduki peringkat tiga klasemen kejuaraan dunia pembalap MotoGP 2019 kini turun ke peringkat lima.
Baca Juga: Kecintaan pada Manchester United Membuat Van der Sar Ingin Kembali
Penurunan performa Danilo Petrucci ini ternyata sudah disadari oleh Manajer Ducati, Davide Tardozzi.
Meski mengaku masih akan memberi kesempatan kepada Petrucci, tetapi Tardozzi secara tak langsung juga memberi peringatan untuk sang pembalap.
"Kami menangani semua masalah dan kekhawatiran Petrucci dengan baik. Sebab kami ingin dia tampil kuat untuk musim 2020," ujar Tardozzi dikutip SportFEAT.com dari Speedweek.
"Petrucci mungkin juga terbebani dengan performa Miller yang sukses finis ketiga di Republik Ceska dan Aragon."
"Kami berharap Miller dapat terus berkembang karena di masa depan dia akan menjadi salah satu kandidat yang tepat untuk tim ini," tutur Davide Tardozzi di GP Thailand 2019.
Berikut perbandingan performa Danilo Petrucci sebelum dan setelah perpanjangan kontrak beserta performa sang pengancam, Jack Miller:
Sebelum Perpanjangan Kontrak (8 Seri):
Setelah Perpanjangan Kontrak (7 Seri):
Sindrom penurunan performa setelah mendapat kontrak yang dialami Danilo Petrucci sekilas mirip dengan apa yang dialami oleh Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer.
Akan tetapi penurunan performa yang dialami Petrucci bisa dibilang tidak separah yang ditunjukkan oleh Solskjaer.
Ole Gunnar Solskjaer didatangkan manajemen Manchester United sebagai caretaker pada Desember 2019 untuk menggantikan posisi Jose Mourinho.
Solskjaer langsung tancap gas dengan meraih delapan kemenangan beruntun di semua kompetisi dan berlanjut dengan tiga laga tak terkalahkan setelahnya (sekali seri+2 menang).
Rentetan laga tak terkalahkan itu akhirnya putus saat Manchester United kalah 0-2 dari Paris Saint Germain di babak 16 besar Liga Champions 2018/19.
Baca Juga: Usai Jalani Duel Berdarah, 2 Petarung Wanita UFC Tukar Kaus Sebagai Tanda Respek
Akan tetapi, Solksjaer mampu melanjutkan tren positif saat tampil pada lima laga setelahnya termasuk membalik momentum dengan mempermalukan PSG di kandangnya.
Kemenangan 3-1 Manchester United itu membuat mereka berhak lolos ke babak delapan besar dan menantang Barcelona.
Setelahnya, Si Setan Merah mendapat dua kekalahan beruntun di Liga Inggris (dari Arsenal) dan Piala FA (dari Wolverhampton).
Meski begitu, kekalahan tersebut tak menghalangi manajemen Manchester United untuk menyodorkan kontrak kepada Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer tetap.
Dilansir SportFEAT.com dari Telegraph, pelatih asal Norwegia itu menandatangani kontrak pada 28 Maret 2019 yang berlaku hingga Juni 2022.
Sama seperti Danilo Petrucci, performa Ole Gunnar Solskjaer bersama Manchester United justru mengalami penurunan.
Rentetan hasil mengecewakan pun satu per satu mulai menghampiri Manchester United di bawah naungan Ole Gunnar Solskjaer.
Selain terhenti pada babak perempat final Liga Champions, Manchester United juga gagal finis di posisi empat besar pada akhir gelaran Liga Inggris musim lalu.
Berdasar data Transfermarkt, performa Skuad Setan Merah memang mengalami penurunan setelah Ole Gunnar Solskjaer mendapat kontrak. Berikut perbandingannya:
Performa Manchester United saat Ole Gunnar Solskjaer menjadi caretaker:
Performa Manchester United setela Ole Gunnar Solskjaer menjadi manajer tetap:
*) Kemenangan atas Rochdale via adu penalti pada Piala Liga dihitung imbang.
Baca Juga: Kebangkitan Liverpool Ternyata Sudah Diprediksi Sir Alex Ferguson
Meski mengalami penurunan drastis, Ole Gunnar Solskjaer beruntung tidak dipecat oleh Manchester United.
Pihak manajemen masih memberi kesempatan untuk sang pelatih membuktikan diri termasuk memperbaiki tim via bursa transfer musim dingin nanti.
Source | : | tuttomotoriweb.com,transfermarkt.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |