"Ini adalah tahun terakhir saya berkompetisi di level junior dan banyak sekali tekanan yang saya pikul. Saya sempat merasa kesulitan, tapi berhasil menjaga momentum di laga final tersebut," ungkap Vitidsarn, dikutip SportFEAT.com dari Nation Thailand.
"Saya hanya berusaha menerapkan pola bermain saya sendiri. Pencapaian ini menjadi langkah besar bagi saya untuk ke depannya," kata dia lagi.
Titel juara dunia junior tersebut menjadi yang ketiga sepanjang karier bulu tangkis Vitidsarn.
Sebelumnya, Kunlavut Vitidsarn juga menyandang gelar juara dunia junior pada 2017 dan 2018.
Prestasi tersebut menyamai rekor milik tunggal putri Thailand, Ratchanok Intanon, yang saat ini sudah melalang buana di level senior.
Ratchanok Intanon juga tercatat sukses meraih tiga gelar juara dunia junior dalam tiga tahun beruntun (2009-2011).
Adapun bagi Vitidsarn sendiri, catatan manis ini menghadirkan sejarah baru bagi bulu tangkis dunia.
Sebab, kini pemain 18 tahun itu menjadi tunggal putra junior pertama yang mampu meraih tiga gelar juara dunia junior secara back-to-back.
Sepak terjang Vitidsarn di level junior memang cukup superior, nyaris tak ada tunggal putra junior yang mampu mengimbangi pola bermainnya yang terlihat 'matang'.
Baca Juga: Sudah Pensiun, Lee Chong Wei Tetap Menarget Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Source | : | Badminton Planet,nationthailand.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |