Sebab, jika didasari dengan sengitnya kompetisi, maka F1 2008 justru menjadi musim terberat Lewis Hamilton untuk menjadi juara dunia.
Kala itu, Hamilton baru bisa memastikan gelar juara dunia pada balapan terakhir yang berlangsung di Brasil.
Lewis Hamilton yang mendapat tambahan 4 poin setelah finis kelima pada GP Brasil 2008 pun berhak tampil sebagai juara dunia musim itu.
Dramatisnya, Hamilton saat itu hanya unggul satu angka dari Felipe Massa (Brasil) yang pada balapan tersebut tampil sebagai pemenang.
Baca Juga: Klasemen La Liga Pekan 12 - Jarak Ketat, 5 Tim Siap Terjang Barcelona
Namun sah-sah saja jika Hamilton menyebut F1 2019 sebagai musim terberat dalam perjuangannya untuk menjadi juara dunia.
Apalagi pada tahun ini Lewis Hamilton juga kehilangan sosok mentor yang juga merupakan pembalap legendaris F1, Niki Lauda.
Tak heran jika Hamilton kemudian mempersembahkan gelar juara dunia F1 2019 yang dimenanginya untuk Lauda.
"Saya tak akan mampu melakukan ini tanpa kehadiran Niki. Semangatnya menyertai kami di sini," ujar Lewis Hamilton.
We hope we did you proud, Niki pic.twitter.com/h23zTCxioD
— Mercedes-AMG F1 (@MercedesAMGF1) November 4, 2019
Sementara itu, gelaran F1 2019 masih menyisakan dua balapan di Brasil (15-17 November) dan Uni Emirat Arab (29 November-1 Desember).
Dua balapan tersebut membuka kesempatan Lewis Hamilton untuk menambah pundi-pundi poinnya untuk musim ini.
Bahkan Hamilton masih sangat mungkin untuk memecahkan rekor perolehan poin terbanyak dalam satu musim F1 yang saat ini tercatat atas namanya.
Rekor itu dibukukan Lewis Hamilton pada musim 2018 kala mencetak 408 poin.
Saat ini, Hamilton hanya perlu 27 poin tambahan untuk memecahkan rekor itu di mana dirinya masih bisa mencetak 52 poin tambahan maskimal di dua seri tersisa.
Baca Juga: Everton Vs Tottenham - Kisah Horor Cedera Ankle Andre Gomes
Source | : | mercedesamgf1.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |