Kondisi tersebut membuat Susy Susanti selaku kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI ini mencoba mencari solusi.
Salah satu cara untuk memperbaiki sektor putri adalah dengan mengirimkan pemain khususnya tunggal putri ke turnamen level 100 maupun 300.
Hal itu dilakukan guna meningkatkan konsistensi atlet untuk mebiasakan bersaing.
"Kita pernah juara di level 300, tetapi saat ini memang kita ikut yang 750 sampai 1.000. Secara kelas sebetulnya masih agak tinggi ya," kata Susy dilansir SportFEAT.com dari Kompas.com.
"Pada saat kita masuk ke level 1.000 otomatis kita akan berhadapan dengan pemain unggulan semua," katanya melanjutkan.
Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini akan berusaha membuat PBSI bekerja keras untuk mengembangkan potensi sektor putri.
"Iya, jadi untuk tunggal putri dan ganda putri, kami tentunya masih harus kerja keras, karena memang minimnya bibit dan prestasi juga belum konsisten," ujar Susy.
Lebih lanjut, istri Alan Budikusuma ini mengakui sektor putri adalah kelemahan bagi bulu tangkis Indonesia.
Ia juga menilai bahwa atlet putri belum bisa bersaing di turnamen level 1000.
Susy menambahkan, seluruh pelatih putri beserta jajaran PBSI harus lebih mengatur strategi dan melakukan evaluasi.
Selain memilih pertandingan yang lebih kecil levelnya, Susy mengatakan PBSI juga harus melakukan cara untuk mematangkan pemain putri untuk siap bersaing.
"Kita kemarin main di level 100, harus konsisten dulu juara di 100, baru naik ke level 300, juara dulu, begitu seterusnya," jelas Susy.
"Kalau dia memang bisa ke level 1.000 ya oke. Kita harus hitung untung ruginya.
"Kalau di level 1.000 sampai babak kedua itu sama saja seperti masuk semifinal atau juara di level 300," katanya menambahkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Hery Prasetyo |