SportFEAT.COM - Jorge Lorenzo, yang pada MotoGP 2019 memperkuat Repsol Honda, memberikan kesan berarti bagi Ducati.
Jorge Lorenzo berhasrat mengembalikan penampilan terbaiknya di MotoGP dengan memperkuat Repsol Honda per 2019.
Namun, tahun pertama Jorge Lorenzo bersama Repsol Honda diliputi dengan dukacita.
Baca Juga: Petinju Terhebat Sepanjang Masa Bukanlah Muhammad Ali atau Mike Tyson
Selain masih harus beradaptasi dengan motor RC213V, Jorge Lorenzo juga mendapatkan bencana kala menjalani MotoGP Belanda, Juni 2019.
Kala itu, ia mengalami kecelakaan hebat pada saat sesi latihan dan mendapatkan cedera setelahnya. Alhasil, Lorenzo absen di GP Belanda dan tiga seri selanjutnya.
Berawal dari sana, rider beralias Por Fuera ini mantap mengumumkan pensiun pada akhir musim 2019 untuk menyembuhkan cedera tulang belakang.
Kendati demikian, kontraknya di Repsol Honda sebetulnya masih berlaku sampai MotoGP 2020.
Kepergian Lorenzo dari belantikan MotoGP mungkin saja disayangkan banyak pihak, mengingat usianya belum terlalu tua, 32 tahun.
Salah satu pihak yang tak rela dengan kepergian Lorenzo adalah Ducati, tim yang ia bela antara 2017-2018.
Direktur Tim Ducati, Paolo Ciabatti, pun mengaku tak bisa melupakan kebersamaan dengan kolektor lima gelar juara dunia di berbagai kelas itu.
"Kami punya memori bagus, dia pria hebat. Mungkin sedikit kontroversial," ujar Ciabatti, seperti dikutip SportFEAT.com dari Paddock-GP.
"Namun, saya kenal baik dia dan saya tahu dia adalah orang hebat dengan hati yang baik serta tim yang bagus. Kini, kami berharap yang terbaik untuknya," ucap Ciabatti menambahkan.
Baca Juga: Jadwal Timnas U-22 Indonesia Vs Thailand - Misi Garuda Muda Ulang Sejarah
Ciabatti menilai, Lorenzo adalah pembalap yang kompetitif bersama Ducati.
Walaupun begitu, Lorenzo belum bisa mempersembahkan gelar buat Borgo Panigale.
Ada rasa sesal dalam diri Ciabatti ketika Ducati tak bisa lagi bekerja sama dengan rider asal Spanyol itu.
Sebab, lanjut Ciabatti, pihaknya masih memiliki angan-angan yang ingin diwujudkan bersama Lorenzo.
Baca Juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini - Real Madrid Vs PSG, Juventus Vs Atletico, dan Debut Jose Mourinho
"Jorge bersama kami hanya 2 tahun, tujuannya adalah bertarung untuk gelar sejak 2017. Sayangnya, hal itu tidak sesuai rencana," tutur Ciabatti, bercerita.
"Kami menang enam balapan bersama Andrea Dovizioso, dan bertarung dengan Marc Marquez sampai seri akhir di Valencia. Sedangkan Jorge malah kesulitan," katanya.
Paolo Ciabatti pun kagum dengan sosok Lorenzo yang pantang menyerah.
"Faktanya dia tidak pernah kehilangan percaya diri soal kemampuannya untuk sukses bersama kami," kata Ciabatti, mengungkapkan.
Baca Juga: Timmy Abraham, Adik Kandung Bomber Ganas Chelsea yang Siap Ikuti Jejak Sang Kakak
"Begitu juga kami yang tidak berhenti bekerja untuk progres yang dibuat. Hal itu ternyata juga membuat perkembangan motor untuk pembalap lain."
"Meskipun itu sangat menyita energi karena mekanik kami bekerja siang dan malam agar bisa menyesuaikan dengan gaya balapnya," ucapnya lagi.
Bersama Ducati, Lorenzo finis posisi enam pada musim 2017 dan peringkat sembilan pada musim 2018.
Ada tiga podium puncak yang ia persembahkan buat Ducati kala mengarungi musim 2018, sesuatu yang tidak dapat Lorenzo ulangi dengan Repsol Honda.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |