Masalah berikutnya datang dari konsekuensi yang dipilih Stoeva Bersaudari setelah memutuskan untuk pindah pusat latihan ke Paris, Prancis.
Walau masih bisa sesekali kembali ke Bulgaria, tetapi latihan di negara orang tetap memberi kesan yang berbeda.
"Berlatih di Paris telah banyak membantu kami. Kalian bisa melihat sendiri buktinya," ujar Gabriela Stoeva dikutip SportFEAT.com dari laman BWF.
"Tentu saja terasa berat karena Prancis bukan negara kami, ini tempat kami bekerja. Terkadang pengorbanan harus dilakukan," ujar perempuan 25 tahun itu melanjutkan.
Perbedaan pendapat dengan Federasi Bulu Tangkis Bulgaria juga mengakibatkan Stoeva Bersaudari memiliki pilihan turnamen yang terbatas untuk diikuti.
Sejak berakhirnya All England 2019 pada Maret lalu, Stefani/Gabriela tak bisa mewakili Bulgaria tampil di turnamen kategori BWF World Tour Super 500 ke atas.
Baca Juga: SEA Games 2019 di Filipina Semrawut, Indonesia Sempat Disiapkan Jadi Tuan Rumah Pengganti
Alhasil, Stoeva Bersaudari sementara waktu hanya bisa tampil di level 300, 100, hingga international challenge.
Pengecualian terjadi kala mereka ambil bagian dalam Kejuaraan Dunia 2019 (Agustus, red) di Swiss di mana mereka memenuhi kualifikasi untuk tampil.
Pembatasan tersebut baru berakhir pada September 2019 kala Stefani Stoeva dan Gabriela Stoeva tampil dalam turnamen BWF World Tour Super 1000, China Open 2019.
Sejak saat itu, Stoeva Bersaudari mulai bisa mendapat tambahan poin siginifikan yang sangat membantu upaya mereka lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Hingga saat ini, Stefani Stoeva/Gabriela Stoeva menduduki peringkat ke-12 dalam ranking Race To Tokyo untuk nomor ganda putri.
Stoeva Bersaudari untuk sementara masuk dalam daftar pasangan yang lolos dari 16 tiket yang tersedia untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Source | : | bwfbadminton.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |