SportFEAT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Max Biaggi, hingga saat ini masih menyayangkan keputusan yang diambil Jorge Lorenzo untuk mengakhiri kariernya.
Kompetisi MotoGP 2019 ternyata menjadi musim terakhir bagi pengoleksi lima gelar juara dunia, Jorge Lorenzo.
Pembalap berjuluk Por Fuera tersebut mengumumkan keputusannya untuk pensiun setelah gagal bersinar pada musim perdananya membalap bersama Repsol Honda.
Sebagai pembalap yang pernah begitu ditakuti pada masanya, Lorenzo tampil jauh di bawah standar dan hanya meraup 28 poin sepanjang MotoGP 2019.
Kegagalan menjinakkan motor RC213V serta problem cedera yang terus mendera akhirnya membuat pembalap berusia 32 tahun tersebut memilih menggantungkan helmnya.
Kendati telah berlalu selama beberapa waktu, namun keputusan yang dibuat Lorenzo masih terasa mengejutkan.
Beberapa pihak juga masih merasa tidak percaya bahwa ajang MotoGP telah kehilangan salah satu talenta terbaiknya.
Salah satu pribadi yang masih menyayangkan keputusan Lorenzo tersebut adalah Max Biaggi.
Baca Juga: Legenda MotoGP Ini Meyakini Marc Marquez Bakal Raih Lebih dari 10 Gelar Juara Dunia
Pria yang juga mengakhiri kariernya di tim Repsol Honda ini bahkan menilai bahwa pensiunnya Por Fuera melukai para fans balap motor di seluruh dunia.
"Para fans olahraga balap motor di seluruh dunia saat ini terluka, karena mereka telah kehilangan seorang pemenang," ujar Biaggi seperti dikutip SportFEAT.com dari Marca.
"Dia bukan hanya seorang pembalap yang hebat, melainkan seorang jawara. Dan seorang jawara akan selalu dikenang dalam sejarah," lanjut Biaggi.
Biaggi lantas melanjutkan dengan mengenang berbagai macam prestasi yang sempat ditorehkan oleh Lorenzo sepanjang kariernya.
"Dengan usia yang baru menginjak 32 tahun, Lorenzo telah memenangi banyak hal. Saya masih ingat betapa besar potensinya saat dia masih muda," ujar mantan rival Valentino Rossi tersebut.
"Dia akan sangat dirindukan di ajang ini, khususnya karena dialah satu-satunya pembalap yang mampu mengalahkan Marc (Marquez) dalam 10 musim terakhir," lanjut Biaggi.
Baca Juga: Johann Zarco Resmi Merapat ke Avintia, Beginilah Line-up Pembalap MotoGP untuk Musim 2020
Pengoleksi empat gelar juara dunia tersebut juga menilai bahwa keputusan Lorenzo mungkin akan berbeda jika Por Fuera tidak hijrah ke Honda.
"Dengan karakteristik motor seperti RC213V, dia tidak pernah merasa nyaman. Itulah mengapa dia seringkali jatuh dan mengalami insiden," tutur Biaggi.
"Hal-hal semacam ini mau tidak mau akan memengaruhi pikiran seorang pembalap," lanjutnya.
Lorenzo menorehkan tinta emas dalam 15 tahun kariernya sebagai pembalap profesional.
Pria kelahiran Palma tersebut membukukan 68 kemenangan serta 152 podium sejak tahun 2002, yang membuatnya tercatat sebagai salah satu pembalap tersukses sepanjang sejarah.
Tak hanya itu, dirinya merupakan satu dari sedikit pembalap yang mampu meraih kemenangan dengan dua motor berbeda(Yamaha dan Ducati).
Jika dibandingkan dengan Biaggi yang masih aktif membalap hingga usia 41 tahun, usia Lorenzo waktu pensiun tentu masih terbilang cukup muda.
Maka, tidak heran bahwa mantan rider asal Italia tersebut begitu kecewa dengan keputusan Lorenzo.
There are 4 significant days in the career of a rider. Your first race, your first win, your first championship and the day you retire. I’m here to tell you this day has arrived for me. I want to announce this will be my last race in MotoGP. Thanks to all. pic.twitter.com/8Bw9kipgjn
— Jorge Lorenzo (@lorenzo99) November 14, 2019
"Kami banyak mengobrol sepanjang tahun ini. Sebagai teman, saya menghormati keputusannya," tutur Biaggi.
"Namun, saya tidak bisa memungkiri bahwa saya sama sekali tidak menyukai pilihannya tersebut," pungkasnya.
Source | : | Marca |
Penulis | : | Agustinus Rosario |
Editor | : | Agustinus Rosario |