Pada pertandingan tersebut, The Daddies sempat kecolongan pada gim pertama dan kalah cukup telak dengan skor 12-21.
Ahsan pun membeberkan penyebab ia dan Hendra sempat kewalahan dalam meredam perlawanan Koga/Saito yang baru ditemuinya pada turnamen All England Open 2020 kali ini.
"Pergerakan kami sangat lambat. Terus banyak melakukan kesalahan," ungkap Ahsan dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Jadi, mereka (pasangan Jepang -red) lebih percaya diri. Di gim pertama permainan mereka keluar, sementara kami tertekan," imbuhnya.
Mengalami kekalahan di gim pertama pada laga perdana tentu bukan start yang apik bagi Ahsan/Hendra.
Namun begitu, pasangan Juara Dunia 2019 itu berhasil membuktikan kelas, kualitas dan pengalaman mereka.
Ahsan/Hendra langsung tancap gas pada gim kedua hingga unggul cukup jauh dan memaksa terjadinya rubber game.
Tantangan berarti terjadi pada gim ketiga. Kala itu, Ahsan/Hendra sudah unggul match point 20-18.
Akan tetapi mereka nyaris kehilangan momentum saat Koga/Saito menyamakan kedudukan hingga kedua pasangan beradu setting sebelum akhirnya Ahsan/Hendra menang 12-21, 21-13, 25-23.
"Gim kedua kami mempercepat tempi duluan. Gom ketiga juga ketinggalan dulu, banyak mati (poin hilang -red) juga. Tapi kami coba terus," kata Hendra.
"Mereka main nothing to lose, balik nggak mati-mati (defens rapat) lagi. jadi kami yang salah," sahut Ahsan.
"Bisa dibilang kami main dalam tekanan terus sampai gim ketiga. Walaupun gim kedua bisa menang, tapi kami masih banyak melakukan kesalahan sendiri," ucap Ahsan.
Pada babak kedua All England Open 2020, Ahsan/Hendra sudah ditunggu oleh ganda putra Jepang lainnya.
Mereka adalah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |