SportFEAT.COM - Ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe mengaku cukup kesulitan melawan Marcus/Kevin di final All England Open 2020 kemarin.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo masih menahan diri untuk menambah koleksi gelar juara mereka.
Tampil hingga ke laga puncak All England Open 2020, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo harus puas menjadi runner-up.
Mereka kalah dalam pertarungan tiga gim melawan sang jawara All England Open 2020, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe berhasil menaklukkan Marcus/Kevin dengan skor 21-18, 12-21, 21-19.
Kemenangan tersebut menjadi kemenangan keenam berturut-turut yang diraih Endo/Watanabe dalam enam pertemuan terakhir melawan Marcus/Kevin.
Sebelumnya, ganda putra peringkat enam dunia itu juga membukukan kemenangan setiap kali berhadapan dengan Marcus/Kevin dalam lima pertemuan yang terjadi pada 2019 lalu.
Rekor pertemuan kedua pasangan pun kini makin dipegang oleh Endo/Watanabe dengan keunggulan 6-2.
Kendati memiliki catatan mentereng kontra The Minions, Endo/Watanabe mengaku bahwa pada laga All England Open 2020 kali ini, mereka merasakan perubahan permainan Marcus/Kevin.
Bahkan, seusai gelaran final All England Open 2020 tersebut, Hiroyuki Endo sendiri mengungkapkan bahwa laga melawan Marcus/Kevin membuat ia dan Watanabe kewalahan.
"Pertandingan tersebut adalah pertandingan yang sangat sulit," kata Hiroyuki Endo dikutip SportFEAT.com dari BadSpi.jp.
Sepanjang bergulirnya laga, Endo/Watanabe memang beberapa kali kesulitan meladeni perubahan pola main yang sebenarnya berhasil diterapkan Marcus/Kevin.
Marcus/Kevin yang dikenal memiliki permianan cepat, kala itu justru lebih sabar meladeni permainan Endo/Watanabe.
Marcus dan Kevin pun silih berganti melancarkan dropshot dan smes, yang mmebuat pergerakan wakli Jepang, khususnya Endo, berantakan.
Marcus/Kevin sendiri sebenarnya sempat membalikan keadaan tatkala berhasil mengejar ketertinggalan dan balik unggul menjadi 19-18 pada gim ketiga.
Namun, eksekusi di poin kritis masih trlalu terburu-buru.
Pada laga tersebut Endo mengungkap bahwa kunci kemenangan mereka sebenarnya lebih banyak ada di Yuta Watanabe.
Pemain senior 30 tahun itu menilai, Yuta Watanbe banyak membantunya, terutama saat mampu tampil lebih nekat di akhir gim ketiga.
"Yuta banyak membantu saya di akhir gim ketiga. Kurang lebih sebanyak 80 persen kemenangan ini berkat Yuta," kata Endo.
Di sisi lain, Marcus/Kevin sendiri juga mengakui bahwa mereka sebenarnya berpeluang untuk menang.
Akan tetapi, di akhir gim ketiga mereka ingin cepat menyerang dan hasilnya justru menjadi bumerang.
"Akhir-akhir kami juga unggul 19-18, tapi mereka maju lagi nempel ke net. Ya mungkin belum rejeki ya," kata Marcus dikutip dari Badminton Indonesia.
"Waktu kami unggul 19-18 memang sedikit buru-buru ya. Pengen menyerang duluan malah mati (kehilangan poin) sendiri," sahut Kevin.
Meski harus puas menjadi runner-up, pencapaian Marcus/Kevin pada All England Open 2020 ini patut mendapat apresiasi besar.
Mereka sukses membayar kegagalan pada edisi tahun lalu ketika tersisih prematur di babak pertama dari Liu Cheng/Zhang Nan asal China.
(*)
Baca Juga: Hasil Lengkap All England Open 2020 - Praveen/Melati Menang, Marcus/Kevin Raih Runner-up
View this post on Instagram
Source | : | badspi.jp |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |