Ya, Carolina Marin adalah salah satu pemain tunggal putri yang tampil ekspresif dengan teriakan yang khas.
Namun pada laga tersebut, dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton, Marin rupanya tampil agak berbeda, sedikit diam dan terbilang anteng.
Di balik sikapnya tersebut, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu rupanya sedang mengalami masa-masa sulit.
Selama berkompetisi di All England 2020, Marin ternyata dibayangi tentang kesehatan sang ayah yang sudah satu bulan dirawat di rumah sakit di Spanyol.
"Saya tidak tampil 100 persen, (sebenarnya) saya tetap ingin meningkatkan permainan saya dan tetap fokus pada strategi. Tapi saya harus kembali, saya punya masalah personal," ucap Carolina Marin kala itu.
"Ayah saya ada di rumah sakit sejak sebulan lalu, kondisinya sedang buruk dan saya harus segera kembali ke Spanyol," imbuhnya.
Baca Juga: Torehan Gelar Juara yang Sudah Diraih Pebulu Tangkis Indonesia Sampai All England 2020
Jauh sebelum tampil di All England 2020 lalu, Marin sebenarnya sudah merasakan tekanan ketika tampil di hada[an publiknya sendiri di Barcelona Spain Masters 2020.
Marin mengakui bahwa banyak orang yang berharap ia mampu juara di sana.
Namun, pebulu tangkis kidal 26 tahun tersebut tidak bisa memungkiri bahwa kondisi kesehatan ayahnya telah memengaruhinya selama tampil pada Spain Masters 2020 lalu.
"Itu masalah tersendiri bagi saya. Semua orang berharap saya bisa menang di sana. Saya pun sebenarnya tidak merasa dalam keadaan baik, tapi saya ingin bermain," kata Marin.
Performa Carolina Marin sendiri pasca-cedera dan absen sampai delapan bulan lebih, terbilang fantastis.
Pada pertandingan keduanya sejak comeback, yakni di China Open 2019 (Super 1000), Marin yang datang sebagai pemain non-unggulan langsung membuat kejutan dengan berhasil menjadi juara.
Selain menjadi juara China Open 2019, Carolina Marin juga beberapa kali berhasil naik podium.
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |