SportFEAT.COM - Mantan manajer Chelsea, Muarizio Sarri menceritakan kisahnya kala menangani klub asal London Chlesea.
Manajer asal Italia Maurizio Sarri tercatat pernah menangani Chelsea pada periode tahunhn 2018 sampai dnegan 2019.
Dalam waktu yang singat tersebut dirinya pernah memiliki kisah-kisah menaruk bersama The Blues.
Dikontrak Chelsea pada tahun 2018 untuk menggantikan Antonio Conte, Sarri diberikan tugas yang besar.
Baca Juga: Tony Ferguson Beberkan Alasan Tetap Jalani Latihan Kendati Duel UFC 249 Ditunda
Dirinya harus mampu mengangkat performa Chelsea untuk lebih baik dari era Conte sebelumnya.
Ditangan Sarri Chelse bermain lebih menyerang dengan mengandalkan serangan dari belakang dan umpan yang pendek.
Hal ini berbeda dengan gaya permainan yang diterapkan oleh Conte, saat itu Chlesea bermain mengandalkan serangan balik.
Sempat berhasil diawal waktu dirinya mealtih, lama kelamaan taktiknya tersebut mudah diprediksi oleh lawan-lawannya.
Apalagi Sarri selalu menurunkan pemain yang itu-itu saja sehingga semakin mudah dibaca permainannya oleh lawan.
Semakin hari performa Chlesea justru menurun hingga dirinya mulai diujaini kritikan dari para penggemar.
Meski begitu, sebelum meninggalkan Chelsea dirinya sukses persembahkan satu gelar untuk timnya tersebut, gelar tersebut adalah Piala Europa.
Sarri sendiri sempat mengungkapkan bahwa dirinya sulit untuk membuat ruang ganti menjadi kondusif akibat banyak pertentangan dari pemain.
"Saya memiliki hubungan yang bertentangan dengan para pemain Chelsea di runag ganti," ujar Sarri dilansir SportFEAT.COM dari Kompas.
"Namun ketika saya mengatakan pada para pemain bahwa saya ingin pergim banyak dari pemain Chelsea yang menangisi,"tambah sang pelatih.
Meski saat ini sudah tidakm bersama dnegan Chelsea, Srri mengaku merindukan atmosfer sepak bola di Liga Inggris.
"Saya rindu Premier League, liga yang memiliki level teknik dan atmosfer yang luar biasa," ujar Sarri.
(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Ridwan Budiman |
Editor | : | Nestri Yuniardi |