Pasalnya, selama meniti kariernya di usia remaja ini, Coco Gauff merasa tak bisa hidup seperti layaknya orang normal.
Ia kerap berlatih tenis, sementara teman-temannya bersekolah.
"Saya selalu penasaran apakah hidup saya akan lebih baik atau lebih buruk jika tanpa dunia tenis," ucap Coco Gauff dilansir SportFEAT.com dari Tennis 365.
Baca Juga: Ada Nilai Magis nan Bersejarah di Balik Sepatu yang Dilelang Bambang Pamungkas
"Sempat beberapa kali saya merasa terlalu sibuk membandingkan diri saya dengan teman-teman saya lainnya,"
"Mereka banyak yang pergi ke sekolah melakukan hal-hal normal. Saya merasa mereka bisa bahagia hidup 'normal'," lanjut Gauff.
Petenis yang kini berhasil menembus peringkat 50 besar dunia itu mengaku butuh waktu sekitar satu tahun untuk menghilangkan pola pikir tersebut.
"Saya merasa tidak bahagia bermain tenis awalnya, sampai-sampai akhirnya orang tua saya terus mendukung saya dengan bilang bahwa saya melakukan hal normal selayaknya anak-anak lain," ungkap Gauff.
Gauff menyadari kemunculannya sebagai petensi muda yang mampu bersinar mulai membuat banyak media mengalihkan perhatian kepadanya.
Source | : | Tennis 365 |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |