SportFEAT.COM - Petenis 15 tahun asal Amerika Serikat, Coco Gauff sempat putus harapan bermain tenis karena merasa menjadi sosok yang tak normal.
Nama Coco Gauff langsung mencuat ketika ia berhasil membuat kejutan besar di beberapa turnamen Grand Slam.
Salah satu yang paling diingat adalah keberhasilan Coco Gauff yang dua kali mengalahkan Venus Williams pada babak pertama Australian Open 2020 lalu dan Wimbledon 2019.
Selain itu, pada Australian Open 2020 lalu, Coco Gauff juga makin melambungkan namanya dengan menaklukkan Naomi Osaka.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Baju Balap MotoGP Berbahan Baku Kulit Kanguru
Tahun lalu, Coco Gauff juga mencatatkan namanya sebagai petenis termuda yang sukses memasuki main draw Wimbledon.
Melihat kariernya yang mulai menanjak, Coco Gauff justru mengungkap satu fakta besar yang tidak terduga.
Ia mengaku sempat pupus harapan bermain tenis.
Pasalnya, selama meniti kariernya di usia remaja ini, Coco Gauff merasa tak bisa hidup seperti layaknya orang normal.
Ia kerap berlatih tenis, sementara teman-temannya bersekolah.
"Saya selalu penasaran apakah hidup saya akan lebih baik atau lebih buruk jika tanpa dunia tenis," ucap Coco Gauff dilansir SportFEAT.com dari Tennis 365.
Baca Juga: Ada Nilai Magis nan Bersejarah di Balik Sepatu yang Dilelang Bambang Pamungkas
"Sempat beberapa kali saya merasa terlalu sibuk membandingkan diri saya dengan teman-teman saya lainnya,"
"Mereka banyak yang pergi ke sekolah melakukan hal-hal normal. Saya merasa mereka bisa bahagia hidup 'normal'," lanjut Gauff.
Petenis yang kini berhasil menembus peringkat 50 besar dunia itu mengaku butuh waktu sekitar satu tahun untuk menghilangkan pola pikir tersebut.
"Saya merasa tidak bahagia bermain tenis awalnya, sampai-sampai akhirnya orang tua saya terus mendukung saya dengan bilang bahwa saya melakukan hal normal selayaknya anak-anak lain," ungkap Gauff.
Gauff menyadari kemunculannya sebagai petensi muda yang mampu bersinar mulai membuat banyak media mengalihkan perhatian kepadanya.
Namun, hal itu sempat dirasa Gauff cukup mengganggu dan merasakan adanya tekanan besar.
Tetapi perlahan tekanan tersebut mulai menghilang seiring dengan beberapa prestasi manisnya.
"Selama ini, saya selalu tak lepas dari julukan petenis termuda, hal ini sempat membuat adanya harapan tinggi pada saya yang justru sebenarnya tidak saya inginkan, sebab hal itu memunculkan tekanan besar," ucap Gauff.
"Namun suatu hari saya mulai bisa membuang pikiran seperti itu. Saya sadar saya harus bermain untuk saya sendiri, bukan orang lain," tukasnya.
Coco Gauff berhasil menjadi runner-up pada Junior US Open 2017 dan meraih gelar juara Junior French Open 2018.
Sementara tahun lalu, Gauff berhasil menjadi juara pada Linz Open 2019.
(*)
Source | : | Tennis 365 |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |