SportFEAT.COM - Praveen Jordan mengungkap awal mula cerita di balik keputusan PBSI memasangkan ia dengan Melati Daeva Oktavianti sebagai pasangan baru ganda campuran Indonesia.
Duet Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat ini sudah mendapat panggung di peta persaingan ganda campuran dunia.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil memperkokoh kedudukan mereka dengan bertengger di peringkat empat dunia.
Praveen/Melati pun saat ini menjadi ganda campuran terbaik Indonesia sepeninggal Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Tandem pasangan juara All England 2020 tersebut sebenarnya belum terjadi cukup lama, yakni baru dipasangkan pada 2018 lalu.
Di awal mula partnership mereka, hasil yang ditorehkan belum begitu terlihat memuaskan.
Namun lambat laun Praveen/Melati mulai menemukan top form mereka.
Tak jarang chemistry Praveen dan Melati terlihat kuat dan mampu mematahkan serangan lawan.
Praveen Jordan sendiri mengungkapkan awal mula kisah di balik keputusan PBSI memasangkannya dengan Melati.
Pemain asal Bontang tersebut awalnya diberi tiga pilihan pemain.
Namun Praveen akhirnya lebih memilih Melati.
Dengan sedikit berkelakar, Praveen menyebut alasannya memilih Melati karena parasnya yang cantik.
Baca Juga: Mohammad Ahsan Latihan dengan Cara 'Beda' Selama Bulan Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona
"Tahun 2017 akhir, saya sama ci Debby (Susanto) sudah dipecah tandemnya, karena ci Debby kan mau pensiun," kata Praveen dilansir SportFEAT.com dari wawancara bersama BolaSport.com via Live Instagram, Rabu (29/4/2020).
"Lalu pada tahun 2018 awal, saya juga ditanya, mau berpasangan sama siapa. Saat itu saya dikasih tiga pilihan (pemain putri -red),"
"Dan saya lebih milih Meli (Melati -red). Cantik begini sih. Jadi kan enak kalau bertanding di lapangan, kalau saya mau marah juga tidak bisa," imbuh Praveen.
Baca Juga: Media Jepang Sebut Anthony Sinisuka Ginting Satu-satunya Pemain yang Sering Sulitkan Kento Momota
Lebih lanjut, Praveen juga menuturkan bahwa ia tak membutuhkan waktu lama untuk segera membangun kekompakan dengan Melati.
"Dari awal sudah kompak," ujar Praveen.
"Dia sudah tahu saya orangnya gimana, saya juga sudah tahu dia gimana. Jadi ya tinggal cara mainnya kami saja. Mungkin setahunan (sudah kompak)," lanjutnya.
Benar saja apa yang dikatakan Praveen. Tandem Praveen/Melati mulai mengancam peta persaingan ganda campuran dunia pada 2019 lalu.
Pada awalnya mereka sempat dianggap 'mentok' jika berhadapan dengan duo penguasa ganda campuran saat ini, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Sebab rekor pertemuan Praveen/Melati pada saat itu terbilang buruk melawan dua pasangan China tersebut.
Belum lagi ketika Praveen/Melati harus puas menyandang titel runner-up dalam empat final beruntun.
Puncak kebangkitan Praveen/Melati terjadi pada gelaran Denmark Open 2019 lalu.
Baca Juga: Keberadaan Kento Momota Seperti Stimulus bagi Anthony Sinisuka Ginting
Pada turnamen World Tour Super 750 itu, mereka sukses melancarkan 'double kill' pasangan andalan China, Zheng/Huang dan Wang/Huang serta berhasil merebut titel kampiun.
Seminggu kemudian, Praveen/Melati masih tak terkalahkan dan kembali menuai kesuksesan dengan mengandaskan Zheng/Huang di partai puncak untuk meraih gelar French Open 2019.
Dalam raihan dua gelar tersebut, Praveen/Melati menunjukkan kelas mereka dengan membukukan epic comeback luar biasa.
Pemandangan tersebut kembali terlihat ketika mereka berjumpa dengan Wang/Huang di babak perempat final All England 2020, saat mereka nyaris kalah karena sempat tertinggal 10-18 .
Total Praveen/Melati sudah mengoleksi tiga gelar juara dari turnamen BWF World Tour bergengsi yakni Denmark Open 2019, French Open 2019 dan All England Open 2020.
Adapun di luar itu, mereka juga berhasil menyabet medali emas SEA Games 2019 pada Desember lalu.
(*)
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |