Salah satu yang sempat didengar pemain 25 tahun itu adalah, ia dianggap sebagai pemain yang takut dengan babak final.
"Saya ingat sekali sejak akhir 2017. Saya selalu dapat medali perak (runner-up) dari tujuh atau delapan turnamen beruntun," kata Sindhu dilansir SportFEAT.com dari Badminton Planet.
"Sejak saat itu, orang-orang mulai memanggil dan menganggap saya sebagai pemain yang punya phobia (takut) babak final," imbuhnya.
Selain dari tujuh turnamen tersebut, riwayat buruk PV Sindhu pada Kejuaraan Dunia juga kerap menghantuinya.
Dua kali lolos final pada Kejuaraan Dunia 2017 dan 2018, dua kali pula ia harus puas menjadi runner-up.
Pada edisi 2017 Sindhu kalah dari Nozomi Okuhara (Jepang) sedangkan pada 2018 ia takluk dari Carolina Marin (Spanyol) yang juga mengalahkannya pada final Olimpiade Rio 2016.
Baca Juga: Ada Pembalap yang Tak Suka Jika Duet Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo Terwujud di Petronas Yamaha
Julukan sebagai pemain spesialis runner-up akhirnya runtuh ketika Sindhu sukses memecah kebuntuan di babak final pada BWF World Tour Finals 2018.
Adapun tahun lalu, Sindhu juga berhasil memutus tren spesialis medali perak pada ajang Kejuaraan Dunia 2019.
Source | : | Badminton Planet |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |