Hasilnya pun tidak buruk, karena dalam satu tahun kompetisi mereka bisa melesat menembus 16 besar dunia.
"Setelah Butet (Liliyana Natsir) mundur pun, Owi (Tontowi) sudah bicara juga gimana baiknya untuk dia. Waktu itu saya bilang kalau kamu masih mau, ayo kita coba sama pemain muda, lalu dicoba sama Winny," ungkap Richard Mainaky dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Sebenarnya hasil mereka tidak jelek, belum setahun mereka sudah masuk peringkat 16 besar dunia,"
Baca Juga: Selain Keluarga, Tontowi Ahmad Beberkan Alasan Lain di Balik Keputusan Pensiun
"Saya bilang sama Owi, kalau mau nanjak lagi prestasinya sama Winny, maka Owi harus latihannya nggak bisa lagi seperti dulu, tapi bahkan harus lebih dari yang dulu," imbuh Richard.
Lebih lanjut, Richard Mainaky menjelaskan bhwa Tontowi sudah mencoba segala cara dengan disiplin mengikuti program latihan.
Namun, perbedaan saat bermain dengan pemain yang lebih muda dan masih perlu jam terbang tinggi agaknya menjadi kendala.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Malaysia Minta BAM Perketat Penilaian Kinerja 4 Pelatih Indonesia
"Owi sudah coba. Dulu dia di latihan sudah sangat luar biasa, menurut saya komplit, dia ikuti semua program latihan yang diberikan," ujar Richard.
"Tapi waktu itu dia didukung sama seorang Butet yang punya pengalaman, skill tinggi, sekarang dia harus meng-cover pemain muda yang belum punya pengalaman sama sekali, masih butuh jam terbang," tukasnya.
Salah satu yang membuat posisi Tontowi Ahmad sulit ketika dipasangkan dengan pemain muda adalah permainan mereka yang mulai mudah dibaca lawan.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Konfirmasi Kondisi Kritis Sang Ayah Diakibatkan Virus Corona
"Sebetulnya Winny oke lah, dia masih muda, kuat dan punya keberanian," kata Richard.
"Nah, kalau Owi kan sudah punya nama, ini nggak mudah buat Owi. Permainan Owi/Winny lama-lama sudah dibaca lawan, semakin sulit buat Owi," imbuhnya.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |