SportFEAT.COM - Pelatih ganda campuran PP PBSI, Richard Mainaky menyebut Tontowi Ahmad sempat kesulitan mengcover permainan pemain muda.
Tontowi Ahmad disebut pernah merasa sulit dalam mendampingi pemain muda.
Tontowi Ahmad sendiri baru saja memutuskan pensiun alais gantung raket pada Senin (18/5/2020) di usianya yakng ke-32 tahun.
Keputusan Tontowi Ahmad pensiun dikarenakan alasan keluarga.
Baca Juga: Keputusan Bulu Tangkis Malaysia Tunjuk 4 Kepala Pelatih dari Indonesia Dapat Nyinyiran Pedas
Di tengah kabar pensiunnya mantan partner Liliyana Ntasir itu, terkuak satu fakta yang diungkap oleh pelatih ganda campuran PP PBSI< Richard Mainaky.
Richard Mainaky menuturkan bahwa Tontowi Ahmad sempat mengalami masa sulit tatkala ditinggal pensiun Liliyana Natsir.
Selepas ditinggal Liliyana pensiun, Tontowi Ahmad sempat dipasangkan dengan Winny Oktavina Kandow.
Hasilnya pun tidak buruk, karena dalam satu tahun kompetisi mereka bisa melesat menembus 16 besar dunia.
"Setelah Butet (Liliyana Natsir) mundur pun, Owi (Tontowi) sudah bicara juga gimana baiknya untuk dia. Waktu itu saya bilang kalau kamu masih mau, ayo kita coba sama pemain muda, lalu dicoba sama Winny," ungkap Richard Mainaky dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Sebenarnya hasil mereka tidak jelek, belum setahun mereka sudah masuk peringkat 16 besar dunia,"
Baca Juga: Selain Keluarga, Tontowi Ahmad Beberkan Alasan Lain di Balik Keputusan Pensiun
"Saya bilang sama Owi, kalau mau nanjak lagi prestasinya sama Winny, maka Owi harus latihannya nggak bisa lagi seperti dulu, tapi bahkan harus lebih dari yang dulu," imbuh Richard.
Lebih lanjut, Richard Mainaky menjelaskan bhwa Tontowi sudah mencoba segala cara dengan disiplin mengikuti program latihan.
Namun, perbedaan saat bermain dengan pemain yang lebih muda dan masih perlu jam terbang tinggi agaknya menjadi kendala.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Malaysia Minta BAM Perketat Penilaian Kinerja 4 Pelatih Indonesia
"Owi sudah coba. Dulu dia di latihan sudah sangat luar biasa, menurut saya komplit, dia ikuti semua program latihan yang diberikan," ujar Richard.
"Tapi waktu itu dia didukung sama seorang Butet yang punya pengalaman, skill tinggi, sekarang dia harus meng-cover pemain muda yang belum punya pengalaman sama sekali, masih butuh jam terbang," tukasnya.
Salah satu yang membuat posisi Tontowi Ahmad sulit ketika dipasangkan dengan pemain muda adalah permainan mereka yang mulai mudah dibaca lawan.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Konfirmasi Kondisi Kritis Sang Ayah Diakibatkan Virus Corona
"Sebetulnya Winny oke lah, dia masih muda, kuat dan punya keberanian," kata Richard.
"Nah, kalau Owi kan sudah punya nama, ini nggak mudah buat Owi. Permainan Owi/Winny lama-lama sudah dibaca lawan, semakin sulit buat Owi," imbuhnya.
Duet Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow sempat membuat kejutan dengan melesat ke perempat final All England 2019.
Namun, seiring berjalannya waktu, tandem mereka lebih sering terhenti di babak-babak awal turnamen.
Tontowi sempat dipasangkan dengan Apriyani Rahayu pada Indonesia Masters 2020, Januari lalu.
Berangkat dari kualifikasi, mereka sukses menembus fase 16 besar.
Namun demikian hasil itu rupanya masih jauih dari harapan Tontowi, hingga pemain asal Banyumas itu pun lebih memilih untuk pamit dari bulu tangkis.
Baca Juga: Flandy Limpele Jadi Pelatih Asing Ketiga India yang Membelot ke Negara Lain
"Hasilnya masih jauh dari harapan. Latihan nggak pernah, Apriyani juga fokus buat Olimpiade Tokyo 2020 di ganda putri (bersama Greysia Polii)," kata Richard.
"Buat Owi sendiri, lolos ke Olimpiade Tokyo pun waktu itu berat karena poinnya masih jauh. Hal-hal ini yang membuat Owi berpikir kayaknya sudah cukup," kata Richard lagi.
(*)
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |