SportFEAT.COM - Karier sepak bola Nii Odartey Lamptey yang sempat dijuluki The Next Pele terpaksa hancur lebur akibat ulah sang agen.
Sepak bola era 90-an pernah melahirkan seorang pemain yang mendapatkan julukan The Next Pele akibat aksi ciamiknya di lapangan.
Pemain tersebut adalah Nii Odartey Lamptey, pemain kelahiran Ghana 10 Desember 1974 ini merupakan pemain yang sudah tercium bakatnya sejak muda.
Pada 1991, Nii Odartey Lamptey sempat berhasil menjadi top skor piala dunia U-17 bersama timnas Ghana.
Setahun berikutnya, Nii Odartey Lamptey berhasil masuk tim senior Ghana dan berhasil membawa negaranya masuk final Piala Afrika meski akhirnya gagal juara.
Karier cemerlangnya bersama tim nasional Ghana membuat Nii Odartey Lamptey tercium hingga ke Eropa.
Usia 15 tahun dirinya bahkan disodori kontrak profesional oleh pelatih Anderlecht kala itu Andrian de Mos.
De Mos bahkan menganggap Nii Odartey Lamptey adalah pemain yang bakal menjadi penerus legenda Brasil Pele saking terpikatnya dengan sang pemain.
Meski berhasil masuk tim utama Anderlecht kala itu Nii Odartey Lamptey ternyaja jarang mendapatkan jam bermain lebih.
Bersama Anderlecht Nii Odartey Lamptey hanya mampu tampil sebanyak 30 laga dan mencetak sembilan gol.
Nii Odartey Lamptey pada akhirnya dipinjamkan ke PSV Eindhoven, di sana ia tampil apik dan berhasil menyarangkan 10 gol dari 22 laga.
Hal itu membuat Nii Odartey Lamptey dilirik oleh klub-klub Eropa lainnya.
Namun naas, situasi Nii Odartey Lamptey yang sedang diincar banyak klub dimanfaatkan sang agen yang mata duitan, Antonio Caliendo.
Agen asal Italia itu justru membawa Nii Odartey Lamptey untuk bermain di Aston Villa lantaran klub tersebut berani memberikan komisi sebesar 25 persen dari biaya transfer.
Baca Juga: Mantan Pria Paling Kuat Sedunia Nyaris Tewas Saat Bukukan Rekor Angkat Beban 500 Kg
Nii Odartey Lamptey yang tak tahu menahu masalah kontrak pemain lantas hanya mengikuti apa yang diminta oleh sang agen tersebut.
Hal ini terjadi karena dirinya memeliki latar belakang pendidikan yang rendah sehingga tak tahu kalau dirinya diperalat oleh sang agen.
“Itu tidak mudah, tetapi saya hanya ingin bermain. Saya tidak tahu tentang uang," ujar Lamptey dilansir SportFEAT.COM dari The Guardian.
"Saya tidak dapat memiliki pendidikan yang layak dan karena itu saya dicurangi dalam banyak hal dalam karier saya."
Di Aston Villa lah karier Nii Odartey Lamptey mulai meredup.
Karier Lamptey di salah satu kontestan Liga inggris itu tak panjang. Sejak itu, ia juga justru sering bolak-balik ganti klub.
Tercatat selama 16 tahun berkarier sebagai pesepak bola, Nii Odartey Lamptey sudah berganti klub sebanyak 13 kali.
Baca Juga: Eks Juventus yang Kini Perkuat Persija Jakarta Akui Sangat Idolakan Vincent Candela
Klub-klub seperti Conventry City, Union Santa Fe, Shandong Luneng, Al-Nasr, hingga Jomo Cosmos diperkuatnya.
Beruntung bagi Lamrtey, selepas sang agen meninggal dunia dirinya sudah mulai dapat menata hidupnya kembali.
"Saya sangat beruntung, kalau tidak saya masih miliknya hingga saya tidak tahu kapan," ujar Lamptey.
Merasa dirinya dulu terpuruk karena kurang pendidikan kini dirinya, memanfaatkan segala kekayaannya untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya.
"Semua itu untuk pendidikan, itu sebabnya saya memutuskan untuk menggunakan uang saya untuk sekolah ini. Sekolah ini membuatku bahagia" tutup Lamptey.
Baca Juga: Marc Klok Ungkap Alasan Pilih Nomor Punggung 10 yang Legendaris di Persija
View this post on Instagram
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Ridwan Budiman |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |