Pasalnya, pemain asal Argentina tersebut sudah berulang kali mengatakan keinginannya untuk pergi dari klub, tetapi manajemen seolah mengabaikannya.
Sehingga, mengirim burofax menjadi satu-satunya cara dari Messi untuk memberi tahu bahwa keinginannya untuk pergi dari Barcelona sudah benar-benar bulat.
Messi tidak bermaksud membuat segalanya menjadi rumit karena burofax tersebut.
Baca Juga: Shin Tae-yong Beberkan 2 Keuntungan Timnas U-19 Indonesia Jelang Laga Uji Coba Perdana di Kroasia
"Sepanjang tahun saya sudah bilang ke presiden klub (Bartomeu) bahwa saya ingin pergi," kata dia.
"Dia (Bartomeu) selalu bilang ke saya, 'kita akan bicara tapi tidak sekarang, begini begitu', tapi hasilnya? tidak ada. Presiden sama sekali tidak memberi saya petunjuk atas apa yang dia katakan," ujar Messi.
3. Pilih mengalah dan bertahan di Barcelona
Saga transfer Messi memang berujung anti-klimaks. Sebelumnya ia berulang kali dirumorkan akan hijrah ke Liga Inggris dan gabung dengan Manchester City.
Namun plot twist-nya, Messi tetap bertahan di Barcelona satu musim lagi dan menunggu kontraknya habis pada akhir Juni 2021 sehingga dia bisa pergi dengan status bebas transfer.
Masalah klausul kontrak adalah benang merah dalam polemik Messi dan Barcelona.
Baca Juga: Lionel Messi: Tak Pernah Terlintas dalam Pikiran Saya untuk Menyeret Barcelona ke Pengadilan
Messi ingin pergi dengan mengaktifkan klausul khususnya seperti yang sudah dijanjikan, tentu dengan status free.
Tapi manajemen El Barca bersikeras bahwa klausul itu tidak berlaku lagi karena sudah lewat dari Juni 2020. Yang ada, Messi diharuskan membayar 700 juta euor (12 triliun rupiah) andai saat ini ingin tetap pergi tinggalkan Camp Nou.
Source | : | Goal International,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |