Alex menyatakan bahwa pekerjaan kini jauh lebih kompleks ketimbang saat masih balapan di kelas Moto2.
Data-data dan informasi yang ia dapatkan saat balapan menjadi bekal utamanya untuk menyampaikan masukan dan saran kepada para teknisi.
Ia juga menyadari satu hal selama debut di MotoGP, bahwa tidak semua hal harus ia urusi.
Marquez menilai bahwa ia harus mengetahui mana hal-hal penting yang mesti ia prioritaskan agar mampu fokus memperbaiki kekurangannya.
Jika tidak begitu, dia merasa bisa gila!
"Anda dapat melihat semua data dan informasi. Anda harus belajar untuk melihat pada aspek-aspek penting saja, dan bukan segalanya," kata Alex.
"Jika selalu melihat semua hal, itu bisa membuatmu gila,"
"Jadi harus ada prioritas dan membutuhkan pendekatan tertentu, misalnya saat sudah mendekati akhir pekan. Anda harus mencoba semua ban dan menyesuaikan motor," kata dia lagi.
Baca Juga: Gagal Total di Gelaran MotoGP 2020, Valentino Rossi Semprot Engineer Yamaha
Kendati lebih sulit, Alex Marquez merasa semakin tertantang.
Ada banyak teka-teki dalam balapan yang bisa membuatnya semakin matang dalam menekuni profesinya.
"Elektronik adalah aspek yang sulit dimengerti, dan harus memahami itu, Tetapi saya menyukainya, karena saya bekerja dengan menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa hal-hal demikian," tukasnya.
Alex Marquez menutup MotoGP 2020 dengan mengoleksi dua gelar podium runner-up, yakni pada MotoGP Prancis dan MotoGP Aragon.
Musim depan, Alex Marquez tidak akan lagi bernaung di Repsol Honda dan akan pindah ke LCR Honda.
Source | : | Motorsport-total.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |