SportFEAT.com - Ganda campuran nomor satu Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying berharap wasit yang bertugas di All England Open 2021 lebih adil.
Chan Peng Soon/Goh Liu Ying menyimpan harapan besar jelang All England Open 2021.
Chan Peng Soon/Goh Liu Ying tampaknya belum bisa meredakan rasa kekecewaannya di ajang Swiss Open 2021 pekan lalu.
Untuk diketahui, ganda campuran peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu sempat merasa 'dicurangi' ketika melakoni babak perempat final turnamen BWF Super 300 itu.
Baca Juga: Kento Momota Kehilangan Percaya Diri Jelang All England Open 2021
Sebagai unggulan teratas, Chan/Goh memang bertekad melesat ke final.
Mereka juga bermimpi mendulang poin kualifikasi Olimpiade Tokyo sebanyak-banyaknya.
Namun impian mereka kala itu pupus saat berhadapan dengan Mathias Christiansen/Alexandra Boje.
Chan/Goh sudah mengantongi gim pertama 21-14. Cukup 1 gim lagi mereka memastikan satu tiket semifinal.
Namun, di gim kedua, saat mereka tertinggal 10-14, ada satu keputusan wasit yang membuat fokus Chan/Goh kacau balau.
Di poin-poin krusial itu,wasit yang bertugas memberikan satu poin kepada pasangan Denmark saat smes forehand Chan Peng Soon dengan jelas masih masuk di area pertahanan lawan.
Baca Juga: Kenangan Mengerikan Kento Momota saat Sendirian di Indonesia dan Nyaris Tak Bisa Pulang
Namun entah apa yang terjadi, wasit justru menilai pukulan Chan out alias keluar.
Chan/Goh sempat berusaha bertahan dan menyamakan kedudukan 17-17 meski akhirnya tertinggal 19-21.
Baca Juga: All England Open 2021 - Ahsan/Hendra Kantongi Satu Keuntungan Jelang Laga Perdana
Di gim ketiga, fokus mereka hilang dan kalah mudah 15-21.
Goh Liu Ying paham bahwa alasan itu tidak bisa dijadikan penyebab mereka kalah, namun ia menyayangkan standar wasit di turnamen tersebut.
“Saya mengemukakan masalah ini bukan karena kami kalah dalam pertandingan, hanya saja kami merasa sulit menerima kekalahan kami. Itu adalah poin yang bagus, ”kata Goh Liu Ying dikutip Sportfeat dari The Star.
Di pertandingan itu, Chan/Goh memang tidak bisa mengajukan challenge karena ia tidak bertanding di lapangan utama yang memiliki fasilitas Hawk-Eye.
Saat itu hakim garis sebenarnya sudah menyatakan pukulan Chan masuk, namun wssit justru menganulir keputusan itu.
"Hakim garis di baseline sudah menunjuk, tapi wasit menolaknya dengan mengatakan bahwa dia sendiri yang melihatnya," ucap Goh.
Baca Juga: All England Open 2021 – Lawan Bocah Ajaib Thailand, Jonatan Christie Dapat Bekal Suntik Vaksin Kedua
"Itu luar biasa. Kami tidak dapat menggugatnya karena lapangan kami tidak dilengkapi dengan sistem Hawkeye."
"Saya hanya berharap kesalahan mencolok seperti itu tidak akan terjadi lagi di pertandingan mendatang dan BWF dapat menyelidiki masalah ini," tandasnya.
Baca Juga: Teknik dan Fisik Oke, Ini Satu Masalah Para Pebulu Tangkis Indonesia yang Masih Jadi PR Sulit
Hawk-Eye memang hanya diterapkan di lapangan utama setiap turnamen BWF World Tour atau TV Court.
Biaya yang mahal dari pemasangan alat tersebut masih ajdi kendala utama bagi BWF yang belum bisa menerapakannya ke seluruh lapangan.
Dilaporkan, biaya untuk memasang sistem Hawk-Eye di satu lapangan saja menghabiskan dana 70.000 dolar AS atau sekitar 1 miliar rupiah.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | the star |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |