Sebagai informasi, sebelum Poul-Erik jadi Presiden BWF, jabatan di jajaran direksi lingkungan BWF selalu jadi rebutan.

Konflik internal BWF juga sering terjadi yang puncaknya membuat markas BWF pindah dari Inggris ke Malaysia sejak 2005 lalu.

Kemudian skandal Olimpiade 2012 juga menjadi mimpi kelam bulu tangkis dunia, namun sosok Poul-Erik Hoyer berhasil meyakinkan Komite Olimpiade Internasional agar tidak menghapus bulu tangkis dari ajang empat tahunan itu.

Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Penundaan India Open 2021 Ternyata Juga Bikin Girang Ganda Putra Terbaik Malaysia

Selain itu, beberapa reformasi dalam teknis pertandingan bulu tangkis juga terjadi semasa kepemimpinan Poul-Erik.

Diantaranya batas tinggi servis 1,15 meter, tekonologi Hawk-Eye dan aturan lainnya berkaitan dengan kompetisi.

Terlepas dari itu, BWF juga akan mengadakan pemilihan dewan BWF lainnya yang akan membuka 20 posisi.

Ada 30 kandidat yang akan memperebutkan 20 posisi dewan BWF.

Indonesia sendiri punya satu wakil yakni atas nama Bambang Roedyanto yang biasa diaspa Koh Rudy, yang notabene Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)