SportFEAT.COM - Kabid Binpres PBSI Rionny Mainaky memberikan catatan untuk empat wakil Indonesia yang akan terjun di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
PBSI baru saja selesai menggelar Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 pada 16-17 Juni 2021 lalu di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Simulasi tersebut menjadi momen persiapan tujuh wakil Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020, Juli-Agustus mendatang.
Dari tujuh wakil Merah Putih yang bertanding, tercatat hanya tiga yang berhasil meraih kemenangan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Tidak Hanya Pemain, Pelatih Tim Bulu Tangkis Indonesia Juga Dikasih PR Besar
Mereka adalah Jonatan Christie (tunggal putra), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri).
Adapun empat wakil Indonesia yang mengalami kekalahanadalah Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran).
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Rionny Mainaky, pun mengevaluasi keempat pemain yang gagal meraih kemenangan di simulasi Olimpiade Tokyo 2020.
Rionny yang kebetulan juga menangani sektor tunggal putri, menyebut bahwa Gregoria Mariska belum mendapatkan feeling bertanding.
"Gregoria mengaku belum lepas bermainnya. Di gim kedua memang ia sudah mulai dapat polanya tapi dirasa belum memuaskan," kata Rionny, disadur Sportfeat dari Badminton Indonesia.
"Di gim ketiga dia menurunkan speed, ya mungkin dia merasa lawan bisa dia atasi, tapi karena pemain muda ternyata speed dan semangatnya masih ada. Jadi malah balik lagi dan tidak lepas lagi mainnya. Ada rasa ragu-ragu."
Rionny kemudian juga membahas kelemahan tunggal putra terbaik Tanah Air, Anthony Sinisuka Ginting yang belum mampu menjaga konsistensi permainan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Hendrawan dan 3 Pelatih Indonesia Dapat PR Tambahan dari BAM
"Untuk Ginting startnya bagus tapi kurang menjaga. Jadi turun kondisinya di gim ketiga. Saya lihat tidak hanya di simulasi tapi di turnamen-turnamen sebelumnya," ujar Rionny.
"Dia kan sama seperti Grego mainnya menyerang dan kontrol jadi harus konsisten terus, tidak boleh lengah," timpal Rionny.
Tak berhenti disitu, eks pelatih kepala Jepang tersebut mengomentari kekalahan Praveen/Melati serta Ahsan/Hendra.
Khusus untuk Praveen/Melati, Rionny mengaku hal tersebut sangat wajar mengingat Praveen memang belum pulih seratus persen dari cedera yang dialaminya.
"Jordan/Melati tampil hanya 50 prosen karena Jordan ada sakit dan geraknya jadi tidak leluasa, semoga bisa segera pulih," ungkap Rionny.
"Ahsan/Hendra sudah bagus tapi lawannya memang seimbang," tandas saudara Rexy Mainaky ini.
Meski begitu, Rionny Mainaky meyakini bahwa tim bulu tangkis Indonesia bisa meraih hasil maksimal di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Baca Juga: Hikmah Besar Wakil Indonesia Berguguran di Simulasi Olimpiade Tokyo 2020
"Jadi dari simulasi ini kita sudah punya gambaran apa yang sudah bagus dan apa yang masih kurang dan harus ditambah dalam program-program latihan," tutur Rionny.
"Saya melihat bukan hanya dari simulasi tapi di latihan mereka sehari-hari motivasinya tinggi dan juga persiapan yang bagus. Jadi saya harap kita bisa lebih fight dan konsentrasi lagi di sisa waktu ini.
"Dua minggu Training Camp di Kumamoto dan satu minggu di Tokyo sebelum pertandingan, menjadi bekal untuk mereka lebih siap dan bisa mengeluarkan semua yang dipunya," lanjutnya.
"Semoga kita bisa mencapai tujuan meraih medali sebanyak-banyaknya," tutup Rionny Mainaky.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |