Namun, pemain 33 tahun itu justru menjadikan tragedi Olimpiade London 2012 sebagai bahan pelecut semangatnya.
“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga,” tutur Greysia Polii dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton.
“Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian,” lanjut Greysia.
Lebih lanjut, di edisi kedua pada Olimpiade Rio 2016, Greysia hanya mencapai babak perempat final bersama Nitya Krishinda Maheswari.
Pasca-Olimpiade Rio 2016, cobaan kembali menimpa Greysia Polii, ia ditinggal Nitya yang memutuskan pensiun akibat cedera parah.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – 2 Kali Kuburkan Mimpi Malaysia, Chen Long Bikin Lee Chong Wei Geram
Greysia pun hendak mengikuti jejak sang partner untuk pensiun, namun ia ditahan sang pelatih yakni Eng Hian yang kemudian dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.
“Pada tahun 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia (Apriyani Rahayu) datang,“ tutur Greysia Polii.
“Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi!” sambung Greysia.
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |