Kala itu, China berhasil meraih emas yang dipersembahkan oleh Lin Dan di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Sebelum akhirnya diikuti oleh Chen Long di Rio 2016.
Selain itu, pemain 27 tahun ini juga menjadi pemain Eropa ketiga yang berhasil meraih medali emas di ajang Olimpiade.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Styria 2021 - Sirkuit Kekuasaan Ducati Menyapa, Ada yang Comeback di Kubu Yamaha
Axelsen sukses mengikuti jejak seniornya yakni Poul-Erik Hoyer Larsen (Denmark) yang meraih emas di Olimpiade Atlanta 1996 dan tunggal putri Spanyol, Carolina Marin pada 2016.
Torehan medali emas yang berhasil diraih Viktor Axelsen ini sekaligus mengakhiri puasa gelar medali emas Denmark di nomor tunggal putra sejak 25 tahun lalu.
Viktor Axelsen merasa senang mampu meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Valentino Rossi Bisa Perkuat Tim Balapnya Sendiri, Sang Sahabat Bocorkan Skenarionya
Axelsen menceritakan bahwa ia merasa tegang tampil di partai final apalagi berhadapan dengan Chen Long sang juara bertahan.
“Memasuki final Olimpiade, saya tahu bahwa saya mungkin akan sedikit tegang, tetapi saya mengingatkan diri sendiri bahwa inilah yang telah saya latih,” ujar Viktor Axelsen dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton.
“Jika saya ingin memenangkan ini, saya harus santai dan bersabar dan mengambil peluang saya dan mencoba membiarkan tubuh saya melakukan pekerjaan dan membiarkan naluri mengambil alih. Dan saya sangat senang saya berhasil melakukannya,” sambung Axelsen.
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |