SportFEAT.COM - Legenda bulu tangkis Malaysia Roslin Hashim, memprediksi hanya akan ada tiga pemain negaranya yang mentas di Olimpiade Tokyo 2020.
Tim bulu tangkis Malaysia mengirimkan lima wakil pada edisi Olimpiade Tokyo 2020 ini.
Kelimanya tersebar ke setiap nomor yang dipertandingkan alias satu wakil setiap sektor.
Pencapaian terbaik pebulu tangkis Negeri Jiran sendiri dicetak oleh pasangan ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Ganda putra nomor delapan dunia itu berhasil membawa pulang medali perunggu setelah mengalahkan andalan Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Baca Juga: Kento Momota Ambyar di Olimpiade Tokyo 2020, Legenda Bulu Tangkis Denmark : Dia Cuma Manusia Biasa
Pencapaian Malaysia di Olimpiade Tokyo 2020 bisa dikatakan menurun dibanding edisi sebelumnya Olimpiade Rio 2016.
Saat itu, tim bulu tangkis Malaysia sukses membawa pulang tiga medali perak dari nomor tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran.
Berbekal catatan minor di Tokyo, legenda bulu tangkis Malaysia Roslin Hashim pesimistis negaranya bakal mengirimkan banyak wakil di Olimpiade Paris 2024.
Mantan tunggal putra terbaik dunia itu bahkan menyebut Malaysia bisa jadi hanya mengirimkan dua wakil saja ke Prancis tiga tahun mendatang.
Mereka adalah tunggal putra Lee Zii Jia dan pasangan perunggu Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Roslin beralasan penanganan pandemi Covid-19 yang buruk di Malaysia bakal menghambat persiapan para atlet bulu tangkis Negeri Jiran.
"Saya punya pendapat dan alasan sendiri. Gara-gara kasus Covid-19 di Tanah Air, banyak hal yang terhambat dan itu akan menyebabkan olahraga tanah air tertinggal dua atau tiga tahun,” kata Roslin.
"Sebagai pemain, mereka membutuhkan kehidupan dan ketenangan. Sekarang sulit untuk bertemu keluarga, turnamen perlu dikarantina dan pelatihan dilanjutkan.
"Mereka sebenarnya membutuhkan kehidupan, gelembung olahraga itu benar dan tidak salah tetapi mereka harus diberi lebih banyak fleksibilitas," tandasnya, dilansir SportFeat dati Harian Metro.
Lebih jauh, mantan raja bulu tangkis Malaysia itu menilai seharunya pemerintah memerhatikan kehidupan para atlet karena nantinya mereka juga membawa nama negara.
"Atlet harus mendapatkan keuntungan khusus karena berjuang untuk negara, Olimpiade bukan tingkat sekolah atau negara, itu adalah kelas dunia," ujar Roslin.
"Jika pemerintah tidak melakukan sesuatu (tahun 2024) akan berdampak pada pengembangan bakat, tidak hanya bulu tangkis tetapi olahraga lain juga akan tertinggal dari negara lain.
"Jika pandemi ini mereda dalam tiga atau empat tahun ke depan, kami akan terburu-buru dan tidak bertanya di mana atlet kami saat itu," tutup pria 46 tahun itu.
Source | : | Harian Metro |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |