SportFEAT.com - Kaleidoskop bulu tangkis Indonesia selama tahun 2021, suka duka terjadi dari momen apes All England hingga kebangkitan ganda putra nomor satu dunia Marcus/Kevin.
Menjelang akhir tahun 2021, tak lengkap rasanya jika tidak melihat pencapaian bulu tangkis Indonesia selama tahun 2021 yang penuh lika-liku.
Tak hanya hasil manis yang mewarnai, momen-momen menyesakkan juga sempat terjadi sepanjang tahun ini.
Berikut tim redaksi SportFEAT rangkumkan kaleidoskop bulu tangkis Indonesia pada momen-momen tertentu yang tak terlupakan sepanjang tahun 2021.
1. Tim Indonesia Dipaksa Mundur di All England 2021
Tim bulu tangkis Indonesia harus mengawali musim kompetisi baru di tahun ini dengan pahit dan manis secara bersamaan.
Sebelumnya di awal tahun, Indonesia sempat berhasil mencuri gelar di Yonex Thailand Open lewat Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Prestasi itu terus berlanjut hingga Spain Masters 2021, di mana tunggal putri Indonesia kembali juara lewat Putri KW.
Namun beberapa pekan setelahnya, nasib apes menimpa Indonesia saat bertandang ke Birmingham Arena, Inggris.
Tim Indonesia dipaksa mundur dari gelaran turnamen tertua di dunia itu akibat satu pesawat dengan penumpang positif Covid-19.
Padahal dari hasil tes PCR, tidak ada tim Indonesia yang mengindikasikan positif. Selain itu, sejumlah pemain sudah melangsungkan babak pertama, termasuk Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Insiden ini menyita perhatian publik Tanah Air, sampai ke telinga Menpora dan bahkan Presiden Joko Widodo.
BWF selaku panitia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang harus dirasakan tim Indonesia.
Baca Juga: MotoGP Mandalika 2022 - Mario Suryo Aji, Harapan Baru Indonesia Menuju Kelas Premier
2. Pahit Manis Olimpiade Tokyo 2020
Momen pahit di Olimpiade Tokyo 2020 jelas terjadi saat ganda putra Indonesia gagal meraih emas.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang merupakan unggulan pertama, kandas di babak perempat final usai kalah untuk pertama kalinya dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) setelah selalu menang di 6 pertemuan sebelumnya.
Tak cuma Marcus/Kevin, kegagalan juga diraih ganda putra nomor dua dunia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Ahsan/Hendra terhenti di semifinal dan gagal memenangkan perebutan medali perunggu. Lagi-lagi Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang mengandaskan.
Namun, hasil pahit itu akhirnya terganti dengan torehan super manis lewat capaian Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Greysia/Apriyani sukses merebut emas setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China). Ditambah lagi Anthony Ginting berhasil memenangkan medali perunggu.
Baca Juga: Buntut Kasus Tim Indonesia Dipaksa Mundur, Akun Resmi Instagram All England Open 2021 Lenyap
3. Kekalahan Mengejutkan di Sudirman Cup 2021
Sudirman Cup 2021 menjadi turnamen perdana setelah Olimpiade Tokyo 2020.
Pada ajang kejuaraan dunia beregu campuran itu, tim Indonesia diprediksi bisa setidaknya naik podium alias melaju ke semifinal.
Namun, yang terjadi justru tak disangka. Indonesia tersisih di semifinal usai kalah 2-3 dari Malaysia.
Marcus/Kevin kalah lagi dari Chia/Soh, ditambah Anthony Ginting juga takluk dari Lee Zii Jia.
Kekalahan itu semakin perih lantara terjadi di partai terakhir di mana andalan ganda campuran Indonesia, Praveen Jorda/Melati Daeva Oktavianti justru kalah melawan pasangan non-unggulan Hoo Pang Ron/Cheah Yee See.
Sejak itu sorotan mata publik pecinta bulu tangkis Tanah Air terus melihat performa Praveen/Melati menurun tajam bahkan hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Indonesia Masters 2021 - Praveen/Melati Sedang Tidak Baik-baik Saja, Sampai Muncul Isu Dipisah
4. Pembayaran Lunas di Thomas Cup 2020
Setelah tersingkir di Sudirman Cup 2021, tim Indonesia sempat diragukan bisa melaju jauh di Thomas Cup 2020. Terlebih kekalahan di Sudirman Cup lalu terjadi di sektor putra.
Belum lagi melihat drawing tim Indonesia yang berada di grup Neraka bersama Taiwan dan Thailand.
Namun secara mengejutkan tim Thomas Indonesia justru lolos dari lubang jarum.
Indonesia tak terkalahkan selama penyisihan grup. Di perempat final, Indonesia membayar tuntas kegagalan atas Malaysia dengan menghajar tim Negeri Jiran 3-0.
Di semifinal, balas dendam Indonesia semakin manis saat membuat kejutan besar dengan menaklukkan tuan rumah sekaligus luka lama di final Piala Thomas 2016, Denmark.
Indonesia sukses mengalahkan Denmark dengan skor 3-1.
Titik balik kemenangan Indonesia ada di tunggal putra kedua, yakni ketika Jonatan Christie berhasil membungkam Anders Antonsen dalam pertarungan tiga gim alot.
Di final, laju Indonesia semakin tak terbendung. Anthony Ginting dkk berhasil mengalahkan juara bertahan China dengan skor 3-0. Kemenangan itu mengakhiri puasa gelar Indonesia di Thomas Cup selama 19 tahun.
5. Kebangkitan Minions
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sempat dipandang menurun sejak gagal di Olimpiade Tokyo 2020.
Isu mereka dipisah bahkan terus menguat lantaran gaya bermain Marcus/Kevin mulai tak seperti biasanya. Banyak yang skeptis dan bilang bahwa permainan Minions mudah ditebak.
Namun, semua keraguan itu akhirnya dibungkam Marcus/Kevin lewat pencapaian dalam beberapa turnamen beruntun di akhir musim.
Marcus/Kevin sukses memijak lima final beruntun dan berhasil menggondol dua gelar juara.
Kebangkitan mereka mulai tercium dan malah menjadi wakil Indonesia palig konsisten di tengah jadwal padat BWF.
Baca Juga: Herry IP Ogah Marcus/Kevin Jadi Tumpuan Terus, Ganda Putra Muda Indonesia Wajib Segera Konsisten
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |