"Lalu mengerucut menjadi dua nama yaitu Fadia dan Ribka," lanjutnya.
Eng Hian lantas menceritakan mengapa pada akhirnya pihaknya memilih Siti Fadia Silva Ramadhanti sebagai duet anyar Apriyani Rahayu.
Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu menjelaskan hal tersebut diambil setelah menggelar rapat bersama tim pelatih dan pengurus PBSI.
"Setelah berdiskusi dengan Binpres dan pengurus, lalu kondisi Ribka yang cedera di akhir tahun 2021 dan perlu waktu untuk pemulihan, maka pilihan jatuh kepada Fadia," tutur Eng Hian.
"Secara kemampuan sebenarnya dua pemain ini berbeda tipis dan keduanya mampu menjadi pasangan yang cocok untuk Apri."
Lebih jauh, Eng Hian mengaku tak memberikan target terlalu tinggi terlebih dahulu kepada Apriyani/Fadia.
Ia hanya akan melihat perkembangan pasangan anyar tersebut.
"Kalau melihat di latihan, secara pola main, komunikasi, dan lain sebagainya tidak ada masalah," ungkap Eng Hian.
"Tapi baru benar-benar bisa dinilai nanti saat pertandingan kompetitif.
Baca Juga: German Open 2022 - Ganda Putra Nomor Satu Malaysia Incar Gelar, Fajar/Rian Harus Waspada
"Dalam 5-6 bulan ini saya tidak mematok target babak untuk Apri/Fadia. Tetapi saya fokus pada peningkatan dan penilaian performa," lanjutnya.
"Tapi karena mereka diproyeksikan tampil di Olimpiade Paris 2024, saya berharap mereka bisa mendulang poin ranking sebanyak-banyaknya," pungkas dia.
Apriyani/Rahayu sejatinya dijadwalkan menjalani debut sebagai pasangan baru pada German Open 2022.
Namun hal tersebut urung terwujud lantaran Apriyani Rahayu mengalami cedera betis.
Baca Juga: Efek Ukraina Diserang, BWF Tangguhkan Atlet dari Rusia dan Belarusia
Source | : | djarumbadminton.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |