Di partai final, Susy Susanti mengalahkan wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun.
Laga final saat itu berjalan begitu ketat, mengingat Bang Soo-hyun merupakan salah satu tunggal putri kuat di era itu.
Laga berjalan sangat ketat dan Susy sempat kesulitan menemukan ritme permainannya.
Alhasil andalan Korea Selatan itu berhasil meraih gim yang pertama dengan skor 5-11.
Baca Juga: KABAR DUKA - Pahlawan Malaysia saat Juara Thomas Cup 1967 Meninggal Dunia
Namun keunggulan Bang hanya mampu di situ saja.
Di atas kertas, Susy Susanti memang lebih diunggulkan jika melihat rekor pertemuan kedua pemain saat itu.
Di gim kedua, Susy Susanti bangkit hingga mampu menemukan tempo permainannya hingga memenangi laga dengan skor 11-5.
Memasuki gim penentuan, Susy Susanti makin mendominasi jalannya pertandingan.
Jerih payah Susy Susanti pun terbayarkan usai memenangi gim ketiga dengan skor yang cukup telak 11-3.
Susy Susanti pun sukses mencatatkan sejarah dengan menjadi tunggal putri pertama di dunia yang meraih medali emas.
Lebih gemilangnya, Susy Susanti meraih prestasi itu saat usianya masih berusia 21 tahun.
Yang paling diingat adalah momen saat Susy Susanti menaiki podium tertinggi dengan tangisan berderai-derai saat lagu Indonesia Raya didengungkan.
Setelah torehan itu, cabang olahraga bulu tangkis rutin menyumbang medali emas di Olimpiade edisi berikutnya.
Sayangnya medali emas sempat terhenti di Olimpiade London 2012.
Baru di Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu, Greysia Polii/Apriyani kembali mempersembahkan medali emas lagi di cabang olahraga bulu tangkis.