"Kami sudah bicara kepada semua pembalap kami (di Ducati) bahwa mereka tidak boleh terlalu agresif antara satu dengan yang lainnya," tegasnya.
"Tapi Enea justru melakukannya. Di lap terakhir, dia seharusnya bisa memisahkan diri, tapi malah mengambil risiko tinggi, kami sama sekali tidak suka itu," ucap Domenicalli.
Baca Juga: Roda Kehidupan Berputar, Maverick Vinales Merajut Kebahagiaan saat Yamaha Terseok-seok
Kecaman Ducati terhadap Bastianini itu ternyata bahkan diutarakan sampai dengan cara personal, yakni bicara secara pribadi ke Bastianini, demikian informasi yang didapat Marca Espana.
Padahal, Bastianini sejatinya punya hak untuk tampil powerful dan apa yang dilakukannya justru mencerminkan fair play MotoGP.
Terlebih dia mengaku tidak ada team order apapun dari Ducati.
"Saya juga ingin menang," ungkap Enea Bastianini.
"Saya tidak ada pesanan team order apapun dengan Ducati, dan kesalahan saya (melebar) di Tikungan 4 itu benar-benar membuat saya harus membayar mahal dengan kegagalan juara," kata pembalap asal Italia itu.
Gara-gara hal itu, banyak yang menilai Bastianini bisa-bisa terkekang hanya karena rasa haus gelar juara Ducati yang terakhir kali juara dunia pada 2007 lewat Casey Stoner.
Baca Juga: Bahkan Livio Suppo Tak Habis Pikir dengan Bos Ducati yang Malah Mengecam Enea Bastianini
Di satu sisi, Bagnaia memang jadi pembalap yang paling didorong untuk terus menang dan mencetak sebanyak poin demi mempersembahkan gelar juara dunia MotoGP untuk Ducati.
Bagnaia sekarang sudah melesat ke posisi kedua dalam klasemen MotoGP 2022 dan hanya berselisih 30 poin saja dari sang pemuncak klasemen, Fabio Quartararo.