SportFEAT.com - Kecaman Ducati kepada Enea Bastianini ternyata sampai dibicarakan secara empat mata alias secara personal.
Pemandangan seru dan menegangkan di akhir sesi balapan MotoGP San Marino 2202 lewat suguhan Enea Bastianini vs Francesco Bagnaia ternyata bukan jadi hal membanggakan bagi Ducati.
Meski masih satu payung di tim satelit Ducati, Gresini Ducati, faktanya usaha Enea Bastianini yang hampir menyalip Bagnaia di lap terakhir itu sangat tidak disukai petinggi Ducati.
Salah satu Bos Ducati, Claudio Domenicalli bahkan terang-terangan mengakui bahwa ia tak suka cara Bastianini yang dianggapnya terlalu agresif.
Baca Juga: Legenda MotoGP: Francesco Bagnaia Siap Mengkudeta Fabio Quartararo
Sekalipun mengingat fakta bahwa Bastianini akan menjadi calon tandem Bagnaia pada MotoGP musim depan di pabrikan Ducati.
"Seharusnya dia tidak melakukan itu," ungkap Domenicalli dikutip Sportfeat dari Moto.it.
"Kami sudah bicara kepada semua pembalap kami (di Ducati) bahwa mereka tidak boleh terlalu agresif antara satu dengan yang lainnya," tegasnya.
"Tapi Enea justru melakukannya. Di lap terakhir, dia seharusnya bisa memisahkan diri, tapi malah mengambil risiko tinggi, kami sama sekali tidak suka itu," ucap Domenicalli.
Baca Juga: Roda Kehidupan Berputar, Maverick Vinales Merajut Kebahagiaan saat Yamaha Terseok-seok
Kecaman Ducati terhadap Bastianini itu ternyata bahkan diutarakan sampai dengan cara personal, yakni bicara secara pribadi ke Bastianini, demikian informasi yang didapat Marca Espana.
Padahal, Bastianini sejatinya punya hak untuk tampil powerful dan apa yang dilakukannya justru mencerminkan fair play MotoGP.
Terlebih dia mengaku tidak ada team order apapun dari Ducati.
"Saya juga ingin menang," ungkap Enea Bastianini.
"Saya tidak ada pesanan team order apapun dengan Ducati, dan kesalahan saya (melebar) di Tikungan 4 itu benar-benar membuat saya harus membayar mahal dengan kegagalan juara," kata pembalap asal Italia itu.
Gara-gara hal itu, banyak yang menilai Bastianini bisa-bisa terkekang hanya karena rasa haus gelar juara Ducati yang terakhir kali juara dunia pada 2007 lewat Casey Stoner.
Baca Juga: Bahkan Livio Suppo Tak Habis Pikir dengan Bos Ducati yang Malah Mengecam Enea Bastianini
Di satu sisi, Bagnaia memang jadi pembalap yang paling didorong untuk terus menang dan mencetak sebanyak poin demi mempersembahkan gelar juara dunia MotoGP untuk Ducati.
Bagnaia sekarang sudah melesat ke posisi kedua dalam klasemen MotoGP 2022 dan hanya berselisih 30 poin saja dari sang pemuncak klasemen, Fabio Quartararo.