SportFEAT.com - Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti singgung kegagalan Valentino Rossi di tim yang bermarkas di Borgo Panigale.
Francesco Bagnaia sukses mengakhiri puasa gelar Ducati selama 15 tahun memenangkan gelar juara dunia pembalap pada MotoGP 2022.
Hal itu begitu kontras dengan Valentino Rossi yang notabene guru dari Francesco Bagnaia.
Valentino Rossi membela tim asal Italia itu di musim 2011 dan 2012.
Baca Juga: Bos Ducati Pastikan Enea Bastianini Tak Akan Mengacaukan Francesco Bagnaia
Selama periode itu, performa Valentino Rossi mlempem hingga tak menorehkan satu pun podium.
"Kami tidak akan kemana-mana," kata Ciabatti dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.
"Tim memiliki dua tahun yang buruk dengan The Doctor (julukan Rossi)."
"Dan kami terus berjuang keras dengan susunan pemain baru."
"Media sangat negatif terhadap kami."
"Mereka bilang kita tidak akan kemana-mana."
"Yang benar sampai titik tertentu, karena kami tidak memiliki arah teknis yang jelas pada saat itu."
Baca Juga: Marc Marquez Dinilai Akan Perpanjang Kontrak Satu Musim Lagi Meski Honda Nyaris Tak Ada Kemajuan
Di periode itu, Ducati tak cukup mentereng jika dibandingkan pabrikan asal Jepang seperti Honda dan Yamaha.
Kebangkitan Ducati ditandai dengan kedatangan Gigi Dall'Igna.
Ia datang dari Aprilia menuju tim Ducati Corse.
Selama di Aprilia, Gigi Dall'Igna merebut gelar dunia GP125 2006 bersama Alvaro Bautista, GP250 2006 dan 2007 dengan Jorge Lorenzo, WorldSBK 2010 dan 2012 bersama Max Biaggi, dan torehan mentereng lainnya.
"Saya sudah mengenalnya selama lebih dari dua puluh tahun, jadi saya tidak punya masalah untuk berbicara dengannya secara terbuka," kata Ciabatti lagi.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa ke depan pada tingkat itu, citra perusahaan akan rusak."
"Kami harus merekrut seseorang yang bisa mengelola proyek yang rumit secara teknis seperti MotoGP. Dan Claudio (Domenicali, Bos Ducati) pandai meyakinkan Gigi untuk meninggalkan Noale (markas Aprlia)."
Baca Juga: Manajer RNF Bongkar Minusnya Yamaha usai Tahu Cara Kerja Aprilia
"Sejak itu segalanya menjadi jauh lebih baik."
"Tidak mudah, karena kami tidak sebesar merek Jepang."
"Jadi kami hanya mengandalkan sponsorship dan kemitraan."
Kompleksnya masalah membuat mereka kesulitan merekrut orang-orang terbaik untuk bekerja di garasi Ducati.
"Dengan Vale mereka semua siap mendukung kami untuk mendapatkan publisitas semaksimal mungkin."
"Tapi kami telah gagal, dan sulit untuk membangun kembali kredibilitas."
"Untuk itu Anda membutuhkan hasil. Tentu, mereka bisa dijanjikan."
"Namun, jika Anda berasal dari konteks non-pemenang, sulit untuk meyakinkan orang."
"Menghadapi semua ini, kita melihat sepuluh tahun terakhir ini, berada di tempat kita sekarang benar-benar merupakan hal yang hebat," tukasnya.
Source | : | Tuttomotorioweb.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |