Baca Juga: Rekap Fuzhou China Open 2019 - The Titans Minions Cetak Kemenangan Quat-trick
"Masa itu adalah masa paling kelam bagi saya, sulit sekali rasanya. Jadi saat ini saya benar-benar berterima kasih kepada orang-orang yang tetap mendukung saya waktu itu hingga saya berhasil melewatinya," imbuhnya.
12 bulan berlalu, Momota yang sudah terbebas dari hukuman pada April 2017 mulai kembali merintis kariernya dari nol.
Peringkatnya saat itu sudah terjun bebas di angka 282. Dengan modal tersebut, tentu sulit bagi Momota untuk mengikuti turnamen level Super Series (sekarang World Tour -red).
Untuk itu, pemain kelahiran Kagawa itu memulai kembali jalan bulu tangkisnya melalui partisipasinya pada turnamen domestik dan kelas International Challenge.
Kala itu banyak yang meragukan bahwa Momota bakal mampu kembali mendapatkan performa terbaiknya.
Namun, keraguan publik saat itu terjawab melalui lima gelar juara pada 2017, di mana dua di antaranya merupakan turnamen Grand Prix Gold yakni Dutch Open dan Macau Open.
Memasuki 2018, karier Momota makin melesat dengan raihan medali emas Kejuaraan Asia 2018. lawannnya di babak final pun tak main-main, yakni peraih medali Olimpiade 2016 asal China, Chen Long.
Tak berhenti di situ saja, Momota yang sudah berhasil memasuki main draw turnamen World Tour pun perlahan mulai berhasil menjadi juara.
Yang paling mengejutkan adalah keberhasilannya menjadi Juara Dunia 2018 yang sekaligus mengukir sejarah sebagai tunggal putra Jepang pertama yang sukses meraih emas Kejuaraan Dunia.
Kini, menilik performa Kento Momota yang masih tak terbendung, bukan tak mungkin Momota bakal menjadi tunggal putra yang diprediksi mampu memboyong medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Olimpiade yang bakal menjadi debutnya sepanjang karier, Olimpiade yang akan dihelat di rumahnya sendiri.