Find Us On Social Media :

Kento Momota Akui Tak Pernah Menyaksikan Laga Olimpiade 2016 akibat Rasa Sesal Teramat Dalam

Kento Momota berpose di podium juara tunggal putra Korea Open 2019, di Incheon Airport Skydome, Incheon, Korea Selatan, Minggu (29/9/2019).

SportFEAT.COM - Kemenangan Kento Momota pada Fuzhou China Open 2019 semakin membuktikan keidgdayaan tunggal putra Jepang tersebut.

Kento Momota baru saja memetik gelar juara Fuzhou China Open 2019 setelah menundukkan Chiu Tien Chen (Taiwan) di laga final, Minggu (10/11/2019).

Pada pertandingan yang dihelat di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, itu, Momota menang dalam pertarungan tiga gim dengan skor 21-15, 17-21, 21-18.

Titel kampiun tersebut menggenapi daftar koleksi raihan gelar juara Momota sepanjang berkompetisi pada 2019.

Pebulu tangkis kidal tersebut kini total sudah mengantongi 10 gelar juara.

Dua di antaranya merupakan gelar di luar rangkaian BWF World Tour yakni Kejuaraan Asia 2019 dan Kejuaraan Dunia 2019.

Prestasi mentereng yang diraih Momota jelas menunjukkan bahwa kini pemain 25 tahun itu benar-benar belajar dari kesalahannya di masa lampau.

Baca Juga: Indonesia adalah 'Bahan Bakar' Kento Momota Juarai Fuzhou Cina Open 2019

Baca Juga: Marcus/Kevin Bocorkan Resep Penampilan Superior Sepanjang 2019

Seperti diketahui, Momota pernah harus 'tersisih' dari kompetisi bulu tangkis dunia lantaran dihukum oleh Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (NBA) pada awal April 2016.

Kento Momota dijatuhi hukuman larangan bermain selama satu tahun oleh NBA akibat melakukan judi ilegal di Tokyo bersama eks tunggal putra Jepang, Kenichi Tago.

Alhasil, Momota yang pada tahun tersebut mulai bersinar, harus melewatkan debut Olimpiade-nya pada Olimpiade Rio 2016.

Hukuman larangan berkompetisi yang didapat Momota jelas saat itu benar-benar mematikan karier bulu tangkisnya.

Padahal, kala itu Momota baru saja menggenggam gelar BWF Super Series Finals 2015 dan bertengger di peringkat dua dunia.

Gara-gara tersandung kasus judi ilegal tersebut, Momota pun seolah benar-benar berada dalam titik terendah.

Dia bahkan mengaku sengaja tak mau melihat pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Rio 2016.

"Selain tidak bisa bermain, saya pun seolah benar-benar tidak punya tujuan dan masa depan dalam melihat karier bulu tangkis saya," kata Momota dikutip SportFEAT.com dari Tokyo Weekender.

"Saya bahkan tidak mau menyaksikan pertandingan apapun di Olimpiade Rio 2016, karena ada perasaaan menyesal yang sangat dalam yang saya rasakan,"

Baca Juga: Rekap Fuzhou China Open 2019 - The Titans Minions Cetak Kemenangan Quat-trick

"Masa itu adalah masa paling kelam bagi saya, sulit sekali rasanya. Jadi saat ini saya benar-benar berterima kasih kepada orang-orang yang tetap mendukung saya waktu itu hingga saya berhasil melewatinya," imbuhnya.

12 bulan berlalu, Momota yang sudah terbebas dari hukuman pada April 2017 mulai kembali merintis kariernya dari nol.

Peringkatnya saat itu sudah terjun bebas di angka 282. Dengan modal tersebut, tentu sulit bagi Momota untuk mengikuti turnamen level Super Series (sekarang World Tour -red).

Untuk itu, pemain kelahiran Kagawa itu memulai kembali jalan bulu tangkisnya melalui partisipasinya pada turnamen domestik dan kelas International Challenge.

Kala itu banyak yang meragukan bahwa Momota bakal mampu kembali mendapatkan performa terbaiknya.

Namun, keraguan publik saat itu terjawab melalui lima gelar juara pada 2017, di mana dua di antaranya merupakan turnamen Grand Prix Gold yakni Dutch Open dan Macau Open.

Memasuki 2018, karier Momota makin melesat dengan raihan medali emas Kejuaraan Asia 2018. lawannnya di babak final pun tak main-main, yakni peraih medali Olimpiade 2016 asal China, Chen Long.

Tak berhenti di situ saja, Momota yang sudah berhasil memasuki main draw turnamen World Tour pun perlahan mulai berhasil menjadi juara.

Yang paling mengejutkan adalah keberhasilannya menjadi Juara Dunia 2018 yang sekaligus mengukir sejarah sebagai tunggal putra Jepang pertama yang sukses meraih emas Kejuaraan Dunia.

Kini, menilik performa Kento Momota yang masih tak terbendung, bukan tak mungkin Momota bakal menjadi tunggal putra yang diprediksi mampu memboyong medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Olimpiade yang bakal menjadi debutnya sepanjang karier, Olimpiade yang akan dihelat di rumahnya sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Berhasil menahan imbang timnas U-19 Korea Utara, Garuda Nusantara dipastikan lolos ke putaran final Piala Asia 2020 mendatang setelah finis di puncak klasemen grup K dengan poin 7. #timnasday #timnasu19 #garudanusantara #gridnetwork #banggasepakbolakita

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on