Find Us On Social Media :

Alasan Logis Mengapa Pembalap Indonesia Andi Gilang dan Rekan Setimnya Lambat Beradaptasi di Kancah MotoGP

Pembalap Indonesia Andi Gilang atau Andi Farid Izdihar saat menjalani sesi latihan bebas Moto2 Portugal 2020, Jumat (20/11/2020) di Sirkuit Portimao.

SportFEAT.COM - Beberapa pembalap Indonesia termasuk Andi Gilang yang pernah tampil di kancah MotoGP untuk kelas Moto2 dan Moto3 mengalami proses adaptasi yang terkesan lambat.

Tahun ini, Indonesia memiliki pembalap yang tampil meramaikan Kejuaraan Dunia MotoGP untuk kelas Moto2.

Dia adalah Andi Gilang.

Andi Gilang tahun ini terjun di kelas Moto2 dan bernaung di bawah Honda Team Asia.

Berkaca dari penampilan Andi Gilang musim ini, ia memang masih belum berhasil mencetak poin.

Baca Juga: Sumber Terdekat Marc Marquez Bocorkan Kepastian si Baby Alien Akan Comeback Balapan

Performa terbaik Andi Gilang adalah saat tampil di Moto2 Eropa 2020.

Di seri itu, pembalap asal Bulukumba tersebut mampu mencatatkan start terbaik dalam kariernya di Moto2 yakni posisi ke-12.

Namun jika melihat hasil balapannya, ia masih belum berhasil tampil kompetitif dengan pembalap Eropa lain yang menyalipnya, hingga harus puas finis di barisan belakang.

Hal ini bisa menjadi cerminan bahwa pembalap Indonesia memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi di kancah MotoGP.

Sebelum Andi Gilang, juga ada Dimas Ekky yang tahun 2019 lalu terjun di Moto2. Tetapi penampilannya juga masih belum memuaskan.

Sementara itu, rekan setim Andi Gilang yang berasal dari Thailand, Somkiat Chantra, performanya juga masih belum konsisten mencetak poin.

Baca Juga: Gagal Juara Dunia MotoGP 2020, Bos Yamaha Semprot Valentino Rossi dan 3 Pembalap Lainnya

Lain halnya dengan pembalap Asia dari Jepang, banyak yang sudah mentas dan menembus kelas utama MotoGP.

Hal ini pun lantas memunculkan pertanyaan mengapa pembalap Indonesia dan beberapa wilayah di Asia Tenggara cenderung sulit menembus level atas, jika dibandingkan pembalap Jepang.

Padahal, sama-sama berasal dari Asia, bukan Eropa yang memang banyak melahirkan pembalap top dunia.

Baca Juga: Elkan Baggott Akan Sulit Gabung TC Timnas U-19 Indonesia meski Sudah Tunjukkan Reaksi Berapi-api saat Shin Tae-yong Kembali Pimpin Latihan

Manajer Honda Team Asia, Hiroshi Aoyama, lantas memberikan penjelasan di balik fenomena itu.

Aoyama menyatakan, berdasarkan analisisnya, ada satu faktor kuat berlatar belakang budaya, yang sangat membedakan antara pembalap Indonesia atau ASEAN dengan pembalap Jepang.

"Banyak perbedaan cara belajar dalam membina pembalap dari berbagai negara di Asia, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Jepang," tutur Aoyama dikutip SportFEAT dari Otorace.

Baca Juga: Motor Yamaha M1 Milik Valentino Rossi Bikin Gemetaran Pembalap Superbike Ini

"Kalau berdasarkan pengalaman saya dan juga mengenal pembalap muda dari seluruh Asia, pembalap Jepang itu jauh lebih independen dan sangat mandiri," katanya.

"Sedangkan Indonesia, Thailand, dan Malaysia sangat kekeluargaan, sehingga mereka mudah rindu dengan keluarga. Itu yang membuat kami sulit (beradaptasi atau belajar) dalam 5 bulan karena sulit konsentrasi," tambahnya.

Saat ini, di kelas utama MotoGP hanya ada satu pembalap Jepang yang masih bertahan.

Dia adalah Takaaki Nakagami yang memperkuat LCR Honda.

Baca Juga: Disambut Cakaran Mengejutkan, Marc Marquez Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit usai Dirawat Inap 10 Hari

Sedangkan di kelas Moto2 2021 nanti, akan ada pendatang baru yakni Ai Ogura yang menggantikan slot Andi Gilang.

Posisi Andi Gilang di Moto2 memang digantikan Ai Ogura, hal ini berdasarkan analisa jika gaya balap Ogura lebih cocok di motor Moto2 yang lebih besar.

Sedangkan gaya balap Andi Gilang dinilai cocok dengan motor yang lebih kecil, yaitu Moto3.

Baca Juga: Segudang Pengalaman Valentino Rossi Masih Belum Cukup untuk Meruntuhkan Sifat Keras Kepala Teknisi Jepang Yamaha

Terlepas dari itu, pembalap Indonesia saat ini memang paling besar berpeluang masuk ke ranah MotoGP melalui Idemitsu Honda Team Asia. Tim ini memang menjadi wadah pembalap Asia untuk naik ke kancah balap dunia. 

Biasanya mereka dibesarkan di ajang Asia Talent Cup (ATC) dan dibawa ke CEV Moto3 bersama Junior Talent Team, sebuah tim yang menampung bakat pembalap Asia dan Inggris untuk mengenal sirkuit-sirkuit balap dunia.