Find Us On Social Media :

Sebelum Ditendang dari Pelatnas, Wahyu Nayaka Alami Masa Sulit Akibat Sering Mentok di Turnamen Level Atas

Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso saat tampil pada babak pertama Hong Kong Open 2019 yang dihelat di Hong Kong Coliseum, Hong Kong, Rabu (13/11/2019).

SportFEAT.com - Sebelum ditendang dari pelatnas, pemain ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka alami masa sulit akibat mentok dan gagal menembus babak semifinal turnamen level ats bulu tangkis (Super Series).

Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira adalah satu dari beberapa nama pemain bulu tangkis Indonesia yang mulai tahun ini resmi terdepak dari Pelatnas PBSI.

Wahyu Nayaka yang menekuni sektor ganda putra itu tak lagi jadi bagian pelatnas PBSI setelah pengumuman promosi degradasi yang diumumkan pada akhir Maret 2021 lalu.

Di usia Wahyu Nayaka yang sudah 29 tahun, posisi pemain kelahiran Lombok, NTB itu memang cukup sulit.

Baca Juga: Usulan Indonesia Soal Perubahan Skor Bulu Tangkis Banjir Sambutan Gembira dari Malaysia

Wahyu bisa dikatakan kalah bersaing dengan ganda putra Indonesia lainnya yang sudah tembus top 10 peringkat dunia, seperti duet Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Kemunculan ganda putra muda Tanah Air seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin juga membuat posisi Wahyu Nayaka di pelatnas semakin tenggelam.

Apalagi sejak pertengahan 2020 lalu, partnernya, Ade Yusuf Santoso telah mengundurkan diri lebih dulu.

Wahyu Nayaka sendiri mengaku telah menerima keputusan PBSI yang mendegradasinya dengan lapang dada dab besar hati.

Meski sempat kecewa dengan cara penyampaian informasi degradasi itu, Wahyu Nayaka rupanya jauh lebih sedih dengan sepak terjangnya selama berusaha bertahan di pelatnas Cipayung.

Baca Juga: Ganda Putra Indonesia Latihan di Solo Raya, Pakai GOR Standar Internasional Milik Pengusaha Beras Sragen yang Cinta Mati Bulu Tangkis

Wahyu Nayaka yang sudah menikah dan berstatus sebagai ayah itu mengalami masa yang terbilang sulit selama terjun di ajang turnamen internasional.

Pemain yang pernah juara Indonesia Masters 2015 bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo itu sedih penampilannya sering mentok di babak-babak awal turnamen level Super Series (sekarang BWF World Tour) yang menyuguhkan poin peringkat tinggi dan hadiah besar.

Baca Juga: Sambut Format Skor Baru, Ahsan/Hendra dkk Kantongi Strategi Khusus dari PBSI

"Mungkin saya kurang hoki, dan kurang beramal," cetus Wahyu Nayaka soal performanya yang sulit menembus semifinal turnamen Super Series, dikutip Sportfeat dari Warta Kota.

Dalam 2 tahun terakhir, penampilan Wahyu bersama Ade jauh dari kata memuaskan.

Pada 2019 misalnya, dari seluruh turnamen BWF World Tour yang mereka ikuti, merkea sering tersingkir langsung di babak pertama atau beberapa kali terhenti di babak kedua.

Penampilan terbaiknya sempat menembus final pada 2018, satu berakhir gelar juara di Dutch Open dan satu berakhir runner-up di Thailand Masters dan Australian Open.

Namun ketiga turnamen itu bisa dikatakan ada di level bawah BWF Super 500 atau di bawah Super Series.

Wahyu sendiri juga heran mengapa ia sering kesulitan menembus babak-babak yang lebih jauh setiap diikutkan turnamen internasional di level tinggi.

Padahal, persiapannya sebelum turnamen menurutnya juga sudah maksimal.

Baca Juga: Fajar Alfian Dapat Kado Dadakan dari Turnamen Chinese Taipei Masters 2016, Kenapa Nih?

"Kalau bicara soal persiapan, saya dan rekan (partner) saya juga sudah matang persiapannya," ungkap Wahyu Nayaka.

"Dan (menghadapi) lawan pun persiapannya matang. Jadi mungkin memang kurang hoki dan beramal sepertinya," ucap dia lagi.

Saat ini Wahyu Nayaka belum memutuskan apakah akan terus bermain di bulu tangkis secara profesional atau fokus mengurus bisnisnya.

Untuk diketahui, Wahyu Nayaka juga memiliki bisnis toko penjualan alat kebutuhan olahraga di wilayah Bogor dengan nama Nayaka Sports.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)