Find Us On Social Media :

Ternyata Ini Biang Kerok yang Bikin Valentino Rossi Merana dalam Beberapa Musim Terakhir

Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT) dan sang adik, Luca Marini (SKY Avintia Ducati) saat menjalani sesi FP MotoGP Belanda 2021, di sirkuir Assen, Jumat (25/6/2021).

SportFEAT.COM - Pembalap kawakan, Valentino Rossi, menceritakan sumber masalah yang membuat dirinya tak kompetitif dalam beberapa musim terakhir.

Valentino Rossi belum juga berhasil keluar dari masa kelam sejak meraih titel juara dunia terakhirnya pada 2008 lalu.

Sejak saat itu, pembalap berusia 42 tahun tersebut selalu gagal merebut kampiun kejuaraan dunia kelas premier.

Rossi bahkan kesulitan untuk merebut kemenangan di setiap perlombaan yang diikutinya.

 Baca Juga: Degradasi Karier! Maverick Vinales Gabung Aprilia Bagaikan Cristiano Ronaldo ke Wigan

The Doctor tercatat terakhir kali naik podium teratas kurang lebih empat tahun silam tepatnya dalam seri MotoGP Belanda 2017 lalu.

Setelah itu, Rossi belum pernah sekali pun merasakan kembali manisnya momen podium kemenangan.

Rentetan hasil buruk tersebut berlanjut hingga musim ini, MotoGP 2021.

Dari sembilan seri yang telah digelar, pembalap kelahiran Urbino itu sudah lima kali gagal merebut poin.

Pencapaian terbaik Rossi juga hanya menempati posisi sepuluh besar di perlombaan MotoGP Italia 2021 lalu.

Valentino Rossi pun membeberkan akar masalah yang membuatnya kalang kabut dalam beberapa musim belakangan.

Baca Juga: Tak Sudi Turun Kasta! Pembalap 21 Tahun Ini Lebih Pilih Pensiun Dini dari MotoGP Usai Terusir dari KTM Tech3

Rossi menilai gaya balap berani nan berisiko yang diusung para kompetitornya saat ini membuatnya kesulitan.

Hal ini tentu memakssa dirinya harus beradaptasi lagi agar tampil kompetitif seperti saat dirinya mendominasi kelas premier sedekade silam.

"Gaya balap sudah berubah dalam beberapa tahun terakhir, utamanya mengacu posisi dan motor," ungkap Rossi, seperti dikutip Sportfeat dari Motorsport.

"Setiap pembalap kini sangat miring saat menikung hingga kepala dan bahu mereka hampir menyentuh lintasan," timpal The Doctor. Juara dunia sembilan kali itu juga menjelaskan bahwa performa para pembalap saat ini didukung dengan teknologi motor yang mutakhir.

"Setahu saya, aerodinamika membuat akselerasi motor lebih baik dan mereka bisa melakukan late braking lebih baik,” ucap Rossi lagi.

"Saya rasa, yang mengubah gaya balap sangat signifikan seperti sekarang adalah evolusi pada ban, sistem pengereman, dan sistem elektronik," tandas rider berpaspor Italia tersebut.

Rossi menambahkan bahwa setiap pabrikan motor tengah berlomba menciptakan inovasi agar pembalapnya semakin garang saat mengaspal di lintasan.

Tiga hal yang menjadi fokus utama mereka ada di bagian ban, rem dan sistem elektronik.

Baca Juga: Jadi Rookie Terbaik, Enea Bastianini Masih Terganjal Adaptasi Motor Ducati

"Motor MotoGP saat ini benar-benar menuntut fisik pembalap yang fit karena sangat menguras tenaga,” ungkap The Doctor.

"Dengan tiga peranti tersebut, Anda bisa mengerem lebih dekat dengan ujung tikungan dan lebih cepat masuk tikungan. Dengan begitu, Anda juga harus mengubah racing line."

Tak berhenti disitu, setiap pabrikan kini juga mulai ramai-ramai mengembangkan perangkat aerodinamika.

Namun demikian, Rossi menjelaskan teknologi ini mempunyai dampak negatif bagi pembalap karena akan menguras fisik mereka secara signifikan.

"Dengan berbagai peranti aerodinamika seperti saat ini, motor menjadi lebih berat saat berubah arah maupun menikung," tutur Rossi.

"Anda harus memiliki fisik yang lebih kuat untuk mengendalikannya,” pungkas pemilik 199 podium kelas premier tersebut.