Kevin Schwantz malah berpikir sebaliknya bahwa Vinales tak mungkin mau bergabung dengan Aprilia sekalipun mereka menjadi satu-satunya tim pabrikan tersisa.
Menurut Kevin Schwantz, motor Aprilia masih jauh dari motor kompetitif yang bisa dijagokan untuk podium apalagi juara.
Sedangkan Vinales adalah pembalap top dan sangat berambisi untuk merengkuh banyak gelar.
Baca Juga: Valentino Rossi dan Marc Marquez Lewat! Ternyata Ini Pembalap Paling Apes Sepanjang MotoGP 2021
"Saya tidak tahu mengapa dia (Maverick Vinales, red) mengambil risiko ini (dengan pergi dari Yamaha). Dia pasti tidak bahagia di Yamaha," kata Kevin Schwantz dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.it.
"Memang Aleix Espargaro selalu bilang Aprilia kini sangat dekat dengan puncak, tetapi faktanya ia cuma berakhir finis di tempat kedelapan."
"Jadi menurut saya, Aprilia belum sedekat itu dengan level motor pemenang," ujar Schwantz lagi.
Aprilia memang masih dipandang sebelah mata akibat masih menjadi tim konsesi. Tim pabrikan Noale itu adalah satu-satunya tim pabrikan yang belum pernah juara dan podium di kelas MotoGP.
Baca Juga: Duet Rossi-Morbidelli Amburadul di Paruh Musim MotoGP 2021, Begini Kata Bos Petronas Yamaha SRT
Lebih lanjut, mantan juara dunia MotoGP kebanggaan Suzuki itu lebih menilai bahwa masalah yang dihadapi Vinales adalah persoalan mental. Bukan teknis dengan Yamaha.
Apalagi, Vinales tahun ini bersanding dengan Fabio Quartararo sebagai rekan setim. Ada ketimpangan besar di antara mereka. Hasil Fabio Quartararo jauh lebih mentereng dan kini difavoritkan juara dunia.
Padahal Quartararo baru tahun ini debut di tim pabrikan. Sementara Vinales sudah gabung Yamaha sejak 2017 namun total baru mengoleksi 8 gelar juara.