Find Us On Social Media :

Maverick Vinales Tak Mungkin Sudi Gabung Aprilia, Ini Penyebabnya

Maverick Vinales (kanan) terlihat tidak bahagia usai raih runner-up MotoGP Belanda 2021.

SportFEAT.com - Jika yang lain banyak memprediksi Maverick Vinales bakal gabung Aprilia, legenda MotoGP Kevin Schwantz justru berpikir sebaliknya. Ada beberapa alasan yang mendasarinya.

Keputusan Maverick Vinales hengkang dari Yamaha mulai musim depan membuat banyak spekulasi terus berkembang.

Salah satunnya adalah Maverick Vinales diprediksi bakal melabuhkan destinasinya di MotoHP 2022 menuju tim Aprilia.

Aprilia memang menjadi satu-satunya tim pabrikan yang masih membuka lowongan pembalap.

Baca Juga: Valentino Rossi dan Marc Marquez Lewat! Ternyata Ini Pembalap Paling Apes Sepanjang MotoGP 2021

Dua tim lainnya adalah tim satelit, Petronas Yamaha dan SKY VR46.

Pihak Aprilia pun sangat tertarik jika Vinales bergabung dengan mereka. Mungkin ibaratnya bak kejatuhan durian runtuh.

Namun demikian, prediksi tersebut justru tidak disetujui oleh legenda MotoGP Kevin Schwantz.

Kevin Schwantz malah berpikir sebaliknya bahwa Vinales tak mungkin mau bergabung dengan Aprilia sekalipun mereka menjadi satu-satunya tim pabrikan tersisa.

Menurut Kevin Schwantz, motor Aprilia masih jauh dari motor kompetitif yang bisa dijagokan untuk podium apalagi juara.

Sedangkan Vinales adalah pembalap top dan sangat berambisi untuk merengkuh banyak gelar.

Baca Juga: Valentino Rossi dan Marc Marquez Lewat! Ternyata Ini Pembalap Paling Apes Sepanjang MotoGP 2021

"Saya tidak tahu mengapa dia (Maverick Vinales, red) mengambil risiko ini (dengan pergi dari Yamaha). Dia pasti tidak bahagia di Yamaha," kata Kevin Schwantz dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.it.

"Memang Aleix Espargaro selalu bilang Aprilia kini sangat dekat dengan puncak, tetapi faktanya ia cuma berakhir finis di tempat kedelapan."

"Jadi menurut saya, Aprilia belum sedekat itu dengan level motor pemenang," ujar Schwantz lagi.

Aprilia memang masih dipandang sebelah mata akibat masih menjadi tim konsesi. Tim pabrikan Noale itu adalah satu-satunya tim pabrikan yang belum pernah juara dan podium di kelas MotoGP.

Baca Juga: Duet Rossi-Morbidelli Amburadul di Paruh Musim MotoGP 2021, Begini Kata Bos Petronas Yamaha SRT

Lebih lanjut, mantan juara dunia MotoGP kebanggaan Suzuki itu lebih menilai bahwa masalah yang dihadapi Vinales adalah persoalan mental. Bukan teknis dengan Yamaha.

Apalagi, Vinales tahun ini bersanding dengan Fabio Quartararo sebagai rekan setim. Ada ketimpangan besar di antara mereka. Hasil Fabio Quartararo jauh lebih mentereng dan kini difavoritkan juara dunia.

Padahal Quartararo baru tahun ini debut di tim pabrikan. Sementara Vinales sudah gabung Yamaha sejak 2017 namun total baru mengoleksi 8 gelar juara.

"Melihat dia finis terakhir di Jerman lalu seminggu kemudian bisa tercepat di setiap sesi bahkan pole position dan meraih runner-up, masalahnya bukan di teknis," kata Kevin Schwantz.

"Karena sebuah motor tidak akan berubah dari satu minggu ke minggu berikutnya secepat itu."

"Padahal di MotoGP, Anda tidak harus menjadi pembalap terbaik. Anda hanya butuh menjadi pembalap yang cerdas,"

"Jika rekan setim Anda menang dan memimpin klasemen, Anda memang bisa sedih dan putus asa, Tetapi seharusnya ada tetap berkonsentrasi pada pekerjaan Anda dan melakukan yang terbaik serta mengerahkan segalanya sampai akhir," ucapnya.

Maverick Vinales sendiri masih bungkam terkait masa depan kariernya di MotoGP 2022.

"Saya belum tahu, saya ingin santai dan relaks saja karena itu akan jadi keputusan krusial. Sekarang saya hanya ingin menikmati liburan musim panas dahulu," ucap Vinales.

Baca Juga: Hengkang di Akhir Musim MotoGP 2021, Maverick Vinales Malah Umbar Janji Manis untuk Yamaha