SportFEAT.com - Babak final Kejuaraan Nasional Denmark 2021 harus diwarnai pemandangan langka nan kontroversial. Amarah dan tangisan menjadi satu di lapangan.
Final Kejuaraan Bulu Tangkis Denmark 2021 pada pekan lalu di nomor ganda putri harus diwarnai laga penuh kontroversial.
Final tersebut mempertandingkan Alexandra Boje/Mette Poulsen vs Sara Thygesen/Maiken Fruergaard.
Atmosfer pertandingan final hari itu seketika berubah sejak gim pertama final ganda putri dimulai.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Ganda Putri Korea Selatan Soal Umpatan Chen Qing Chen
Laga yang disaksikan dengan pentonton itu menyajikan pergelutan emosi antara pasangan Alexandra Boje/Mette Poulsen dengan service judge bernama Caroline Worm.
Di gim pertama, Boje/Poulsen mendapatkan service fault (kesalahan servis) hingga mencapai 8 kali.
Boje/Polsen tidak terima dengan keputusan service judge dan melakukan protes kepada wasit pertandingan dengan kata-kata cukup kasar.
Boje/Poulsen sangat emosi dengan keputusan service judge.
"Ini adalah servis yang sama, si**l*n! Saya melakukan servis seperti ini tiga minggu lalu di Olimpiade Tokyo 2020 dan di sana saya tidak mendapatkan fault," ucap Boje dengan lantang.
"Mengapa sekarang setiap kali saya servis malah difault?" ucap dia lagi.
Baca Juga: Ketika Pebulu Tangkis Cantik Malaysia Ini Merasa Jadi Anak Tiri dan Hidup Kekurangan
Gim pertama gagal mereka menangkan setelah kalah 14-21 dari Thygesen/Fruergaard yang secara kontras, tidak memiliki masalah servis sama sekali di mata service judge.
Di pertengahan laga menjelang gim kedua, Referee pertandingan memasuki lapangan untuk menengahi agar situasi tidak semakin panas.
Pemeriksaan pada alat ukur servis yang diatur maksimal tidak boleh lebih dari 115 cm juga dilakukan. Namun tidak ada yang salah dengan perangkat tersebut.
Baca Juga: Susul Mantan Raja Bulu Tangkis Dunia, 3 Pemain Ini Kompak Pensiun dari Timnas Korea Selatan
Meski begitu, demi menjaga situasi tetap terkendali, Referee akhirnya memutuskan untuk mengganti service judge Caroline Worm, yang mana pemandangan seperti ini sangat jarang terjadi di tengah pertandingan.
Akibat dirinya diganti, service judge Caroline Worm itu sampai menangis saat berjalan ke belakang panggung.
Namun pemandangan lebih menguras emosi kembali terjadi setelahnya.
Pasalnya, meskipun service judge sudah diganti, servis Boje/Poulsen masih dinyatakan bermasalah.
Situasi di gim kedua tidak banyak berubah, servis Boje/Poulsen yang bertengger di peringkat 30 dunia itu juga banyak dinyatakan fault hingga 8 kali.
Sehingga, dalam laga tersebut total 16 kali mereka dinyatakan service fault.
Di pertengahan gim kedua, Boje/Poulsen sudah hampir menyerah, mereka sudah mendekati net dan merentangkan tangan untuk bersalaman dengan lawan sebagai tanda mengakhiri laga.
Namun sang pelatih mereka, Jakob Poulsen berteriak dari kursi pelatih, untuk menghentikan mereka agar tidak menyerah dan agar tidak dianggap pengecut.
"Tidak, tidak ada apa-apa yang terjadi. Kalian hanya pecundang jika memutuskan mundur sekarang," ucap Jakob Poulsen yang kemudian diberi tepuk tangan oleh penonton.
"Kalian hanya harus menyelesaikan laga ini, tidak peduli bagaimana kelanjutannya nanti. Kalian tidak boleh menyerah," kata dia.
Baca Juga: Apriyani Rahayu Tak Pasang Kriteria Khusus untuk Calon Pengganti Greysia Polii
Pada akhirnya, Boje/Poulsen harus menyerah dua gim langsung dan berakhir menjadi runner-up dengan skor 14-21, 18-21. Mette Poulsen kedapatan menangis pada upacara podium.
Meski pertandingan telah berakhir, Asosiasi Badminton Denmark tidak akan berdiam diri.
Ketua Badminton Denmark Tore Vilhelmsen berujar akan ada tindakan yang diambil setelah menerima laporan lengkap dari wasit.
Baca Juga: MotoGP Austria 2021 - Debutan Ganas Ducati Bahagia, Marc Marquez Menderita
Di sisi lain, Boje/Poulsen meminta maaf usai laga dan bahkan sudah menuliskan permintaan maaf secara terbuka melalui Instagram atas perilaku mereka.
Namun, bagaimanapun perilakunya sudah dilihat banyak penonton yang hadir di stadium.
"Saya berharap Badminton Denmark akan memberi konsekuensi pada para pemain. itu harus. Karena ini sudah di laur batas sekadar bulu tangkis," kata komentator Denmark, Jim Laugesen dikutip Sportfeat dari 360 Badminton.
"Ada banyak anak muda yang duduk dan menonton, dan mereka harus tahu bahwa ini tidak baik," katanya.