Find Us On Social Media :

Bos RNF Yamaha Ogah Cegah Valentino Rossi Pensiun Setidaknya Sampai Cicipi MotoGP Indonesia 2022, Ternyata Ada Memori Pahit

Anggota inti tim Petronas Yamaha SRT. Dari kiri: Valentino Rossi, Manajer Tim Wilco Zeelenberg, Kepala Tim Razlan Razali, Direktur Tim Johan Stigefelt, dan Franco Morbidelli.

SportFEAT.com - Bos RNF Yamaha, Razlan Razali mengaku memiliki memori negatif bersama Valentino Rossi, itu sebabnya ia tak menahan The Doctor dari keputusan pensiun.

Keputusan Valentino Rossi pensiun dari MotoGP masih meninggalkan rasa kehilangan.

Valentino Rossi memang telah dianggap sebagai ikon MotoGP dalam dua dekade terakhir.

Tanpa Valentino Rossi, MotoGP 2022 sekarang bahkan banyak disebut belum menemukan magnet terbesarnya lagi.

Baca Juga: Fakta Baru Perceraian Maverick Vinales dengan Yamaha Terungkap, Ada Perdebatan Sengit dengan Manajer Tim

Banyak yang bertanya-tanya mengapa tak ada yang mencegah Rossi pensiun, setidaknya untuk satu tahun lagi.

Pasalnya banyak penggemar berharap Rossi bisa mencicipi Sirkuit Mandalika di MotoGP Indonesia 2022 yang digelar tahun ini.

Termasuk kepada bos RNF Yamaha, Razlan Razali, yang tidak menahan The Doctor dari pensiun.

Biasanya, sebagai manajer tim saat masih di Petronas Yamaha SRT, Razali bisa saja membujuk Rossi untuk bertahan sebentar dan menunda pensiun.

Namun hal itu tak terwujud lantaran ternyata Razali disebut-sebut kurang memiliki hubungan baik dengan Rossi.

Baca Juga: All England Open 2022 - Menanti Praveen/Melati Buktikan Diri usai Tak Lagi Bernaung di Pelatnas

Terutama di masa lalu mereka.

Bahkan pada akhir tahun lalu, eks CEO Sepang International Circuit itu sempat melontarkan pernyataan kontroversial.

"Sejujurnya saya seharusnya tidak merekrut Valentino Rossi," kata Razali, dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.it.

"Kami selalu mendapat kesan bahwa tidak ada alternatif selai dia, kami merasakan tekanan dari Yamaha, yang sebenarnya tidak ada."

Baca Juga: Jadwal All England Open 2022 - Penampilan Praveen/Melati Paling Ditunggu

"Justru Valentino Rossi sendiri yang memberi tekanan pada dirinya sendiri."

"Waktu terus berjalan tapi dia masih mengejar kemenangan. Pikiran dan tekadnya masih membara, tapi fisiknya sudah tidak," katanya.

Sontak pernyataan itu sempat jadi bahan perbincangan dan membuat situasi Razali dan Rossi sedikit tak santai.

Namun kemudian Razali mengklarifikasi.

Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 - Marc Marquez Masih Kepikiran Performa Brad Binder dan KTM di Qatar

"Valentino adalah situasi khusus di tim kami, kami ingin melihat apa yang bisa kami lakukan dengannya," ujar dia.

Meski sudah buat klarifikasi, faktanya Razali tetap tidak bisa menyembunyikan bahwa dia memang memiliki hubungan yang kurang dekat dengan juara dunia sembilan kali itu.

Bahkan dalam episode MotoGP Unlimited terbaru musim ini, Razali mengungkap bahwa ternyata dia memiliki memori pahit bersama Rossi pada 2005 silam.

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Rahasia di Balik Keganasan Pol Espargaro Kendarai RC213V

"Sebagai seorang pemuda, saya adalah penggemar beratnya. Tapi saya punya ingatan negatif tentang suatu peristiwa pada tahun 2005," kenang Razali.

"Saat itu dia sibuk menjalani beberapa tes musim dingin."

"Saya menghampirinya dan meminta tanda tangannya di atas buku."

"Tapi dia melewati saya begitu saja tanpa menoleh sama sekali.

"Sejak itu saya melemparkan semacam kutukan. Berharap dia tidak pernah memenangkan kejuaraan lagi."

Baca Juga: Belum Maksimal di Qatar, Livio Suppo Masih Memiliki Tugas Berat di Suzuki

"Sejak saat itu saya sudah kehilangan minat padanya, sampai akhirnya kami ditawari kesempatan untuk memperkerjakannya (tahun 2021)."

"Yah begitulah, hidup dan karma terjadi."

"Dan saya tidak pernah memberitahunya tentang itu sebelumnya," kenang Razali.